Ancaman Cesium-137 dalam Udang Ekspor, Reputasi Industri Perikanan Indonesia di Ujung Tanduk

Photo Author
- Jumat, 22 Agustus 2025 | 12:10 WIB
Udang eksport (Ist)
Udang eksport (Ist)

Krjogja.com - YOGYA - Industri perikanan Indonesia kembali menghadapi tantangan serius di pasar global. Produk udang beku asal Indonesia, yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods), mendapat rekomendasi penarikan (recall) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Alasannya, satu sampel udang bermerek Great Value terdeteksi mengandung isotop radioaktif Cesium 137 (Cs-137) pada kadar 68,48 Bq/kg ± 8,25 Bq/kg. Meskipun kadar ini masih di bawah ambang batas intervensi FDA, temuan ini memicu peringatan serius yang berpotensi merusak reputasi ekspor perikanan Indonesia.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa STIPRAM Jalani Magang Luar Negeri Setiap Tahun

Isu ini menjadi sorotan utama bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pembudidaya, industri pengolahan, eksportir, hingga pemerintah.

Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., Ph.D., seorang dosen dari Teknologi Hasil Perikanan UGM, menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh dianggap remeh karena menyangkut jaminan mutu dan reputasi Indonesia di mata dunia.

"Hal ini menjadi isu yang sangat penting, khususnya untuk jaminan mutu produk perikanan Indonesia," ujarnya pada Kamis (21/8).

Baca Juga: Dorong Semangat Nasionalisme, 15 Tahun Berturut Turut BRI Berikan Apresiasi Anggota Paskibraka dan Tenaga Pendukung Paskibraka Nasional

Dari sisi ekonomi, kasus penolakan ini menimbulkan kerugian besar. Produk yang sudah diekspor tidak bisa dimanfaatkan, menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi produsen dan eksportir.

Lebih dari itu, kasus ini juga berdampak pada seluruh rantai pasok, mulai dari biaya produksi, distribusi, hingga reputasi eksportir di pasar global.

Indun menjelaskan, "Kerugiannya sangat besar, dan di sisi lain perdagangan produk perikanan Indonesia menjadi catatan di perdagangan global, sehingga jaminan mutu harus benar-benar diperhatikan." Jika masalah ini tidak segera ditangani, risiko kehilangan pasar ekspor, yang selama ini menjadi salah satu penopang ekonomi, bisa semakin nyata. Kasus ini menunjukkan betapa rapuhnya industri pangan ketika standar keamanan tidak dipenuhi secara ketat.

Kepercayaan pasar internasional adalah faktor krusial. Konsumen global menuntut produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga aman dikonsumsi. Temuan Cs-137, meskipun dalam kadar rendah, membuktikan bahwa setiap celah dalam rantai produksi dapat merusak kepercayaan jangka panjang.

Negara importir, seperti Amerika Serikat, cenderung menerapkan prinsip kehati-hatian dan tidak akan mengambil risiko sekecil apa pun terkait keselamatan konsumen.

Indun menegaskan, "Adanya isu kualitas apalagi kaitannya dengan bahaya, ini bisa menurunkan kepercayaan pasar dan berdampak panjang pada nilai jual serta produksi di dalam negeri."

Terkait sumber kontaminasi, Indun menjelaskan bahwa Cesium-137 tidak terbentuk secara alami. Zat radioaktif ini berasal dari aktivitas manusia, seperti uji coba senjata nuklir atau kebocoran reaktor. Sifatnya yang tahan lama membuatnya berpotensi menyebar ke lingkungan, masuk ke perairan, dan akhirnya mencemari biota laut, termasuk udang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X