Ancaman Cesium-137 dalam Udang Ekspor, Reputasi Industri Perikanan Indonesia di Ujung Tanduk

Photo Author
- Jumat, 22 Agustus 2025 | 12:10 WIB
Udang eksport (Ist)
Udang eksport (Ist)

"Siklus alami memungkinkan zat ini menyebar ke lingkungan perairan dan memengaruhi biota, termasuk udang," jelasnya.

Fakta ini menunjukkan bahwa kontaminasi bisa berasal dari faktor eksternal di luar kendali langsung petambak.

Untuk mengembalikan kepercayaan pasar global, keterbukaan informasi dan sistem traceability menjadi kunci utama. Transparansi dalam melacak sumber masalah dan mengambil langkah koreksi yang cepat dapat menunjukkan keseriusan pelaku usaha. Dengan begitu, citra industri perikanan Indonesia bisa pulih.

Kasus ini juga berpotensi memberikan dampak domino kepada nelayan dan pembudidaya udang di dalam negeri. Jika penolakan terus berlanjut, harga udang lokal bisa anjlok, merugikan petambak yang sudah mengeluarkan modal besar.

Kondisi ini menimbulkan kerentanan baru, terutama bagi petani kecil yang menggantungkan hidupnya dari udang.

Dalam konteks solusi jangka panjang, peran perguruan tinggi menjadi sangat penting. Indun menyebut bahwa UGM terus mengembangkan riset terkait deteksi cepat dan bioindikator untuk mencegah kontaminasi sejak dini. Perguruan tinggi juga berperan dalam memberikan pelatihan, sosialisasi, dan masukan kebijakan. Upaya kolaboratif antara akademisi, pemerintah, dan industri mutlak diperlukan untuk menjaga daya saing global.

"Kontribusi perguruan tinggi penting dalam riset, pengabdian, hingga perumusan kebijakan untuk mencegah kontaminasi pada produk perikanan," pungkas Indun. (*)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X