Krjogja.com - YOGYA – Sekelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta menggelar aksi di sisi timur Bundaran UGM pada Jumat (26/9/2025).
Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta terdiri dari para perempuan, ibu, akademisi, aktivis, pegiat isu sosial, hingga seniman.
Baca Juga: Rombongan Bodonk Koplo Hidupkan Malam Minggu dengan Single Baru 'Kasih Tau Mama'
Mereka menuntut agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) segera dihentikan. Dalam aksinya, para ibu membawa perlengkapan dapur seperti panci dan alat makan yang dipukul secara bersamaan sebagai simbol protes.
Selain itu, sejumlah poster bernada kritik juga dibawa seperti 'Hentikan MBG', 'MBG Makan Beracun Gratis', hingga 'Guru itu tugasnya mengajar, bukan nyinom dadakan'.
Dari hari Senin hingga Rabu pekan ini, tercatat sekitar 911 siswa dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat mengalami gejala yang diduga akibat keracunan makanan.
Baca Juga: Uji Coba Lalu Lintas di Jembatan Pandansimo Digelar Senin
Para siswa mengeluhkan kondisi seperti mual, pusing, lemas, sesak napas, hingga ada yang mengalami kejang setelah mengonsumsi menu dari program MBG.
Menyikapi hal tersebut, Bupati Bandung Barat Ritchie Ismail dengan sigap menetapkan peristiwa ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Salah satu pegiat Suara Ibu Indonesia, Kalis Mardiasih menjelaskan bahwa berdasarkan data dari sejumlah lembaga, jumlah korban keracunan akibat program MBG telah menembus angka ribuan.
Data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sekitar 8.000 kasus, sementara CISDI melaporkan 6.618 kasus hingga malam sebelumnya.
Ia menambahkan bahwa tuntutan utama dari aksi ini adalah penghentian penuh program MBG. Menurutnya, anak-anak dijadikan objek percobaan dalam pelaksanaan program tersebut. Bahkan, kini guru pun turut menjadi korban keracunan.
Adapun isi tuntutan dari AKSI DAMAI SUARA IBU Indonesia di Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Hentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik.
