Tes ini mengukur aspek verbal comprehension, vocabulary, dan working memory yang menjadi indikator kecerdasan dan perkembangan bahasa anak usia 6–11 tahun,” paparnya.
Sementara itu, dr Nuni Ihsana, MBiomed, Ketua Program Studi Kedokteran UAD, bersama dr Rahma Kusumawardhani, Dokter Spesialis Gizi Klinis dari JIH, menegaskan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti ilmiah (evidence-based) bagi penyusunan kebijakan pendidikan dan gizi anak.
"Kami ingin penelitian ini menjadi dasar rekomendasi ilmiah bagi penguatan kebijakan MBG berbasis bukti serta perbaikan sistem pendidikan anak secara lebih efektif,” ucap dr Rahma.
Riset kolaboratif ini menjadi langkah awal penting dalam memahami keterkaitan antara gizi, aktivitas otak dan perkembangan kognitif anak, sekaligus membuka peluang baru bagi penerapan teknologi EEG dan AI dalam pendidikan dasar di Indonesia. (Obi)