Krjogja.com - YOGYA - Kementerian Pertanian (Kementan) RI terus mendorong produk pertanian di wilayah dataran tinggi agar mampu menembus pasar luar negeri melalui penguatan standardisasi dan perluasan jejaring bisnis.
Salah satu upaya konkret dilakukan dengan menggelar Workshop Kurasi Produk dan Temu Bisnis yang mempertemukan korporasi petani dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan calon pembeli atau offtaker potensial.
Baca Juga: Gemah Ripah #3 Hadirkan 135 Lukisan di Le Gareca Space, Ruang Baru Seni Rupa Jogja
Workshop di Yogyakarta berlangsung pada 12-14 Desember 2025 di The Rich Jogja Hotel. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program The Development of Integrated Systems in Upland Areas (Upland Project).
Program tersebut didukung oleh Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), dengan tujuan membangun sistem agribisnis terpadu dari hulu hingga hilir.
Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Dirjen LIP) Kementan, Hermanto, mengatakan, Upland Project menggabungkan kegiatan on-farm dan off-farm agar petani mampu meningkatkan produktivitas sekaligus terkoneksi dengan pasar.
"Kita ingin petani di dataran tinggi memiliki usaha yang tangguh dan berkelanjutan, mulai dari budidaya hingga pemasaran," katanya, Jumat (12/12/2025).
Menurutnya, hingga kini proyek ini berjalan di 14 kabupaten dengan melibatkan 82 kecamatan dan 384 desa. Sebanyak 251.981 petani tercatat sebagai penerima manfaat, termasuk 78.912 petani perempuan dan 76.893 petani muda.
Mereka terhimpun dalam 1.586 kelompok tani, 13 gapoktan, 334 Kelompok Wanita Tani (KWT), dan 44 korporasi petani. Total serapan program telah mencapai Rp 1,3 triliun dari alokasi Rp 1,9 triliun hingga 2026.
Dana tersebut digunakan untuk membangun irigasi, embung, jalan usaha tani, gudang, packing house, sarana transportasi pertanian, serta penguatan kelembagaan petani.
Termasuk di dalamnya pelatihan, pendampingan, serta program pengarusutamaan gender dan nutrisi bagi keluarga petani untuk menekan angka stunting di wilayah proyek.
Manager Proyek Upland Kementan, Muhammad Ikhwan, mengatakan workshop di Yogyakarta merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang digelar di Surabaya pada 2-4 Desember 2025. Dari pertemuan tersebut, tercatat 20 nota kesepahaman yang melibatkan 27 korporasi petani produsen bawang merah, bawang putih, kentang, manggis, dan mangga.
"Di Yogyakarta, sebanyak 14 perusahaan calon pembeli dijadwalkan hadir untuk menjajaki kemitraan," kata Ikhwan dalam acara pembukaan workshop, didampingi oleh Dwi Kuswantoro selaku Konsultan Pengembangan Bisnis Upland dan Ira Damayanti sebagai Kurator Bisnis.