Juga Pergeseran Geopolitik yang kaitannya dengan Amerika dan Rusia, SWF dikhawatirkan jika Indonesia dikasih investasi, ternyata ikut BRICS, dan BRICS- nya itu pro Rusia, maka ada beberapa macam kendala. "Kondisi geopolitik jelas menghambat investasi luar, seperti yang terjadi pada beberapa proyek di Indonesia," paparnya.
Dalam resumenta Nagara Institute menegaskan, meskipun BPI Danantara memiliki peran strategis untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045 - melalui optimalisasi aset, peningkatan investasi jangka panjang, dan diversifikasi ekonomi - tujuan tersebut tidak akan tercapai tanpa pengawasan dan tata kelola yang kuat.
Sebagai solusi, Nagara Institute merekomendasikan BP BUMN agar memaksimalkan pengaturan GCG, yang meliputi:
1. Pemilihan dan penunjukan direksi dan dewan komisaris yang qualified, bebas dari intervensi politik;
2. Dukungan penuh melalui kebijakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan kinerja anggaran;
3. Monitoring berkala dan supervisi tidak hanya melalui komisaris, tetapi juga dari BP Danantara dan BP BUMN;
4. Penerapan Sistem Reward And sistem reward and punishment yang jelas.
Kajian mendalam tersebut menjadi topik utama dalam RTD Nagara Institute-AFU yang harapannya menjadi tawaran ide dan gagasan yang akan diserahkan kepada Presiden dan pihak BPI Danantara. (Vin)