yogyakarta

Kurangi Masalah Sampah di Perkotaan, Plastic Smart Cities Digaungkan

Minggu, 13 Agustus 2023 | 14:25 WIB
Narasumber menyampaikan paparan di FGD UJB ( Dokumentasi Universitas Janabadra Yogyakarta (UJB))


Krjogja.com, Yogya - Universitas Janabadra Yogyakarta (UJB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema 'Mengurai Sampah Yogyakarta' di Ruang Multipurpose, Kampus Pusat UJB, Jalan Tentara Rakyat Mataram Yogyakarta, Kamis (10/8/2023). Ini menjadi upaya UJB berkontribusi membantu pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan sampah di DIY.

FGD ini juga dalam rangka Lustrum XIII UJB diikuti oleh berbagai instansi Pemda terkait, para pemerhati dan pelaku pengelolaan sampah serta para dosen di lingkungan Universitas Janabadra.  Menghadirkan tiga narasumber utama sebagai pemantik diskusi yaitu, Aris Prasena SSi MSc (Kabid Sarpras Pemerintah Daerah DIY), Drs Tri Agung R Bsw (WWF Indonesia) dan Dr Eng Mochamad Syamsiro ST MT (dosen FT UJB sekaligus Tenaga Ahli PSEL Putri Cempo Solo) dipandu moderator Ir B Tresno Sumbodo MSi (dosen FP UJB sekaligus Kepala Humas Kerjasama dan KUI UJB).

Baca Juga: Inilah Makna Siraman dan Simbol Pusaka yang Dimiliki Bantul

FGD dibuka oleh Rektor UJB Dr Risdiyanto ST MT. Guna mengurangi sampah plastik, panitia menyediakan tumbler sebagai tempat minum peserta FGD. Sehingga diharapkan tumbler tersebut bisa dipakai seterusnya sebagai pengganti air minum kemasan. Aris Prasena memaparkan antara lain tentang regulasi pengolahan sampah di DIY yaitu Perda Nomor 3 tahun 2013.

Menurutnya, dalam pasal 8 Perda tersebut diatur bahwa penyelenggaraan pengelolaan sampah dilakukan dengan cara pengurangan sampah dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbunan sampah, daur ulang sampah atau pemanfaatan kembali sampah.

Sementara itu, Tri Agung mengatakan, WWF terus menggaungkan Plastic Smart Cities (PSC) untuk mengurangi sampah plastik di kota-kota di seluruh dunia. Yaitu melalui slogan 'No Plastic in Nature (NPIN). Beberapa peluang dapat dimaksimalan seperti, pengelolaan sampah berbasis sircular economy, banyaknya kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat, banyak start-up di bidang inovasi pengelolaan sampah.

Baca Juga: Saat Duo Djoko Pekik Bertemu dan Ini yang Dikenang

Mochamad Syamsiro menyampaikan materi tentang intervensi teknologi untuk pengolahan sampah berdaya guna. Ia merekomendasikan agar segera dibangun unit pengolah sampah skala besar di TPA Piyungan seperti PLTSa/PSEL dan RDF (khususnya dengan teknologi termal) berkapasitas 600-800 ton per hari.

Kemudian, perlu disiapkan lahan TPA Sementara untuk menampung sampah dalam jangka waktu 1-2 tahun. Selain itu bisa juga bekerja sama dengan daerah lain seperti Solo yang segera akan punya PSEL Putri Cempo untuk pembuangan sampah sementara.

Baca Juga: Cerita Pejuang TRIP, Bergerilya dan Mendorong Meriam Tanpa Sepat

Rekomendasi selanjutnya, terbitkan Perda tentang Retribusi Sampah dengan penyesuaian tarif sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. "Terus upayakan pengurangan sampah selama masa Darurat Sampah di rumah tangga, RT/RW, Kelurahan dengan beberapa alternatif pemilahan dan pengolahan sampah yang sederhana," kata Syamsiro.

Rektor UJB Risdiyanto menuturkan, permasalahan sampah di DIY, bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, melainkan butuh peran aktif dari masyarakat luas, swasta/bisnis termasuk sumbangan pemikiran dari para akademisi.

Baca Juga: Ternyata Ini Bahaya Tramadol yang Bikin Anak dan Lansia di Karawang Kecanduan

Menurut Rektor, untuk mengurangi volume sampah (terutama sampah plastik) salah satu caranya, yaitu lembaga pendidikan atau kantor-kantor perlu mulai menggalakkan agar warganya membawa tempat makan dan minum sendiri. "Dengan gerakan ini, diharapkan bisa mengurangi volume sampah," katanya. (Dev)

Tags

Terkini