yogyakarta

Balai Bahasa Yogyakarta  Ingatkan 25 Bahasa Daerah Terancam Punah

Senin, 19 Februari 2024 | 20:15 WIB
Rapat Koordinasi Antarinstansi Revitalisasi Bahasa Daerah. Foto: Risbika Putri


KRjogja.com, Bantul - Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan Rapat Koordinasi Antarinstansi Revitalisasi Bahasa Daerah di Hotel Grand Rohan Yogya, Jalan Raya Janti, Modalan, Gedongkuning, Bantul, pada Senin, 19 Februari 2024.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan rangkaian penyusunan modul, rapat koordinasi antarinstansi, pelatihan guru utama, pendampingan pengimbasan, dan kompetisi berjenjang serta festival.

Kegiatan tersebut melibatkan 50 peserta terdiri Kepala Seksi Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan di DIY, Ketua MGPM Bahasa Jawa SMP di DIY, serta kepala SD di DIY.

Rapat Koordinasi antar Instansi Revitalisasi Bahasa Daerah erat kaitannya dengan Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY sesuai Perda DIY No. 2 tahun 2021, Pergub DIY No. 64 tahun 2013, dan Pergub DIY No. 43 Tahun 2023.

Rakor tersebut sebagai sinergi yang kuat antara OPD dan UPT Pusat di daerah, serta melibatkan SD dan SMP di Yogya.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra,Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum membuka acara rakor dengan menyodorkan keresahan yang terjadi tentang dinamika bahasa daerah di dunia.

Baca Juga: Gus Iqdam Jelaskan Pentingnya Istiqomah Ibadah dan Kebaikan, Dunia Seisinya Akan Datang Sendirinya

"Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi 2 tahun yang lalu itu sudah meluncurkan platform merdeka belajar yang berkaitan dengan isu kepunahan bahasa di dunia, termasuk juga di Indonesia. Sebenarnya bukan hanya isu yang ada di Indonesia, tapi juga isu yang ada di dunia di tingkat global. Data dari UNESCO menunjukkan selama 30 tahun terakhir sudah ada 200 bahasa yang musnah," tutur Imam.

Imam menambahkan jika 87 bahasa daerah di Indonesia yang sejumlah 718 bahasa daerah ibu menunjukkan bahwa 11 bahasa daerah itu sudah punah. Ada 3 bahasa daerah yang kritis kondisinya, selain itu 25 bahasa daerah yang mengalami atau yang terancam punah.

Tentu saja masih ada juga bahasa yang masih aman. Jadi ada 25 dari 87 yang sudah kami kaji. Vitalitasnya ini masih aman, termasuk Bahasa Jawa. Bahasa Jawa sangat sangat aman karena masih digunakan oleh generasi dari yang tua dari generasi baby boomer atau itu sampai dengan generasi yang generasi z masih menggunakannya.

"Data Badan Pusat Statistik tahun 2023 menunjukkan bahwa ternyata setiap sekian tahun hasil dari survey menunjukkan bahwa pengguna bahasa daerah itu makin menurun, khususnya untuk kaum muda. Tahun 2023 menunjukkan sekitar 77 atau 76% generasi muda bahasa daerah termasuk juga bahasa Jawa,"tutur Imam.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd. menuturkan tujuan rakor tersebut untuk menindaklanjuti revitalisasi bahasa daerah di seluruh provinsi di Indonesia.

Baca Juga: Warga Plumutan Menolak Keberadaan Ternak Babi

"Kami ingin tahu pola pembelajaran bahasa daerah apakah sudah sesuai pola yang diatur dari pusat. Kami ingin menyamakan persepsi seluruh peserta mengenai pola pelaksanana revitalisasi bahasa daerah di Yogyakarta. Bila pola belum seturut Badan Bahasa, kami minta masukan dan arahan dari peserta rapat dan pihak terkait," ucap Dwi Ratun Untoro selaku Ketua Panitia dan Ketua KKLP Perlindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Yogyakarta menuturkan kegiatan Rakor Revitalisasi Bahasa Daerah melibatkan segenap instansi di Yogya

"Sekarang masalahnya adalah apakah kurikulum bahasa jawa yang dilaksanakan di sekolah itu sudah menunjang apa yang dilakukan dinas kebudayaan dalam berkompetisi? Jangan sampai kompetisinya ini berbeda dengan kurikulum," ucap Ratun.

Ratun menambahkan akan adanya perlunya pedoman penulisan aksara jawa, namun penulisan aksara latin yang disempurnakan butuh direvisi.

Halaman:

Tags

Terkini