Krjogja.com - SETELAH sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY) resmi dimulai. Groundbreaking dilakukan pada Jumat, 25 April 2025, menandai langkah penting dalam sejarah kelembagaan DPRD DIY. Gedung baru tersebut terletak di kawasan Lapangan Kenari, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Bangunan baru DPRD DIY ini berdiri di atas tapak seluas 6.094 meter persegi, dengan total luas bangunan mencapai 27.040 meter persegi dan tinggi mencapai 32 meter. Dirancang setinggi lima lantai, gedung ini dilengkapi berbagai fasilitas modern dan representatif, seperti ruang rapat paripurna, great hall, masjid dua lantai, ruang gym, serta ruang hiburan seperti billiard dan tenis meja. Selain itu, area parkirnya juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian daya untuk kendaraan listrik.
Dalam gedung baru ini, setiap anggota dewan akan memiliki ruang kerja pribadi. Ruang rapat paripurna dirancang lebih luas dibandingkan gedung lama, sehingga mampu menampung lebih banyak peserta. Gedung ini juga akan menyediakan ruang fraksi, ruang komisi, ruang sekretariat, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Ketua DPRD DIY, Nuryadi SPd, menegaskan bahwa pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol awal dari perwujudan cita-cita besar menghadirkan rumah rakyat yang lebih layak, fungsional, dan sesuai dengan semangat zaman. Dengan fasilitas yang lebih lengkap, Nuryadi yakin keberadaan gedung baru DPRD DIY akan lebih mendekatkan dengan rakyat.
“Gedung DPRD DIY selama ini berada di kawasan Malioboro dan menjadi bagian dari sejarah panjang pemerintahan Yogyakarta. Namun ada alasan strategis yang melatarbelakangi pemindahan ini,” ujar Nuryadi.
Menurutnya, lokasi lama di Jalan Malioboro kurang strategis untuk menampung aspirasi masyarakat secara maksimal. Sebagai kawasan wisata utama, Malioboro seringkali dipadati wisatawan, yang menyebabkan akses masyarakat terhadap gedung dewan menjadi terbatas dan aktivitas kelembagaan kurang optimal.
Pemindahan ini juga merupakan langkah strategis dalam mendukung penataan kawasan Malioboro sebagai ruang publik dan pusat budaya. Dengan dipindahkannya gedung DPRD dari kawasan tersebut, penataan pedestrian, ruang seni, serta tata kota akan menjadi lebih optimal sesuai dengan visi keistimewaan Yogyakarta.
Baca Juga: Kontingen Porwanas DIY dipimpin Nuryadi, dilepas Sekda dan didukung sepenuhnya Ketua Umum KONI DIY
Total anggaran pembangunan gedung baru ini sebesar Rp 293,8 miliar, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan fasilitas kerja yang layak bagi lembaga legislatif DIY agar dapat menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan secara optimal.
Nuryadi menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga alasan utama mengapa pembangunan ini mendesak. Pertama, sejak awal berdiri, DPRD DIY belum memiliki gedung sendiri, melainkan menempati bangunan milik Kraton yang dipinjamkan. Kedua, lokasi Malioboro merupakan kawasan ekonomi dan wisata yang ramai, sehingga menyulitkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi secara nyaman. Ketiga, sebagai bagian dari sumbu filosofi Yogyakarta, kawasan Malioboro lebih tepat dikembalikan ke fungsinya sebagai ruang budaya dan publik.
“Gedung ini sudah lama diusulkan, tetapi sempat tertunda karena pandemi. Anggaran yang semestinya dialokasikan tahun 2024 mundur ke 2025. Proyek ini dilaksanakan dalam tiga tahap pembayaran dan dijadwalkan selesai pada minggu pertama Desember 2026,” ungkapnya.
Pembangunan dilakukan oleh pemenang lelang dengan penawaran terendah, sesuai aturan yang berlaku. Warna dan desain gedung pun akan berbeda dari bangunan lama, menyesuaikan dengan kebutuhan dan estetika modern. Fasilitas yang disediakan memberikan tantangan baru bagi 55 anggota dewan, karena masing-masing akan memiliki ruang kerja pribadi, yang diharapkan mampu mendorong peningkatan kinerja.