Krjogja.com –YOGYA– Kumpulan ibu-ibu yang tergabung dalam Kenduri Suara Ibu Indonesia kembali menggelar aksi protes terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bundaran UGM, Jumat (17/10/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.
Aksi protes ini kembali digelar usai korban akibat program MBG kembali bertambah, termasuk 426 murid di SMAN 1 Yogyakarta yang mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi MBG pada Rabu (15/10/2025) silam.
Dalam tuntutannya, Kenduri Suara Ibu Indonesia meminta para penyelenggara negara untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola program MBG. Tak hanya itu, dalam aksi protes ketiga kalinya ini, para ibu juga berencana membentuk platform pemantauan independen terhadap pelaksanaan program tersebut.
Baca Juga: Menyimak Aksi Kamisan Jogja di Tugu Yogyakarta: Desak Pembebasan Aktivis yang Ditahan
"Berbeda dengan aksi-aksi kami sebelumnya, hari ini kami berencana membuat platform untuk mengawasi program MBG. Platform ini bersifat independen dan tidak berafiliasi dengan pemerintah. Kami menamainya MBG Watch," ujar salah satu peserta aksi dari Suara Ibu Indonesia, yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, platform ini diharapkan menjadi wadah bagi para ibu dan anak-anak untuk menyampaikan laporan apabila menemukan atau mengalami kondisi yang tidak wajar setelah mengonsumsi MBG.
"Harapannya, ini (MBG Watch) dapat menjadi tempat aduan bagi para ibu dan anak-anak yang menemukan masalah setelah mengonsumsi MBG," tambahnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini, Sabtu 18 Oktober 2025: Hujan Masih Turun di Beberapa Wilayah
Lewat aksi protes ini, para ibu berharap pemerintah dapat melihat kenyataan di lapangan bahwa banyak anak mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG.
Selain itu, dalam tuntutannya, para ibu juga meminta agar program prioritas MBG dihentikan dan anggarannya dialihkan untuk program yang dinilai lebih penting serta bermanfaat bagi masyarakat.
"Kita lihat, program MBG ini hanya membuang anggaran. Tidak ada persiapan yang matang, salah sasaran, menjadi ladang korupsi, dan memiliki banyak kekurangan lainnya. Lebih baik anggaran program ini dialihkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti subsidi pendidikan, listrik, dan kebutuhan dasar masyarakat lainnya yang jauh bermanfaat," ujar Bu Fitri, salah satu peserta aksi.(*)