Pranata Baru Ekonomi Digital

Photo Author
- Rabu, 21 Februari 2018 | 11:10 WIB

AKHIR-akhir ini, perekonomian Indonesia di hebohkan dengan sistem bisnis online, baik dalam bidang transportasi, retail, bank, perhotelan, dll. Sistem online, tidak terlepas dari perkembangan sistem digital, yang teknologi dasarnya sudah ditemukan sejak tahun 1970-an. Maraknya sistem digital dalam bisnis ini, memberi pengaruh yang sangat dahsyat dalam perekonomian, bahkan banyak kalangan menyebutkan bahwa sistem digital telah menimbulkan revolusi industri generasi ke-4.

Sejarah panjang pranata kehidupan, revolusi industri selalu menghasilkan tata nilai dan peradaban baru. Revolusi industri mendorong terjadinya perubahan yang sangat dahsyat dalam hal tata cara bisnis, budaya komunikasi, bahkan tatacara dan budaya kehidupan secara luas. Secara ekonomi, perubahan teknologi, apa lagi revolusi industri, selalu membawa manfaat yang mondorong sumber daya menjadi lebih produktif sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.

Ekonomi digital merupakan arena virtual di mana bisnis benarbenar dilakukan, nilai diciptakan dan dipertukarkan, transaksi terjadi, dan hubungan secara individu (person to person) terjadi dengan menggunakan perangkat internet sebagai media pertukaran. Keberadaannya ditandai dengan semakin maraknya bisnis atau transaksi perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi antar perusahaan atau pun antar individu. Bentuk teknis berupa perusahaan-perusahaan, baik baru maupun lama, beroperasi dengan format bisnis elektronik e-business dan e-commerce.

Dengan sistem digital, memunculkan berbagai kegiatan ekonomi baru yang lebih efisien karena ìmudahînya berkomunikasi, sehingga informasi sempurna (memenuhi asumsi klasik). Dengan informasi yang sempurna maka akan menghilangkan profesi yang bersifat sebagai penghubung. Banyak kegiatan teknis yang sifatnya ‘statis’ mudah digantikan dengan teknologi Artificial Intelegent (AI). Dampaknya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, akan meningkatkan kesenjangan dimana yang technology literacy (melek teknologi) makin mendapat benefit, begitu sebaliknya. Oleh karena itu, ada perubahan mendasar tentang peranan sumber daya, dimana faktor teknologi akan berperan semakin dominan.

Dalam pola hubungan ekonomi antar negara, terjadi perubahan yang sangat mendasar. Blokblok perdagangan antar negara maju sudah mengubah pola kerja sama, dari pembebasan hambatan tarrif dan non tarrif, menuju kerja sama infrastruktur teknologi. Mereka membentuk sistem jaringan bersama; pembebasan roaming; pembekalan pada UMKM agar memiliki kapasitas yang selaras antar negara blok, dan bentukbentuk kerja sama lain yang tidak lagi mengunggulkan diri, tetapi lebih membangun secara bersama-sama agar satu blok perdagangan memiliki kapasitas teknologi digital yang setingkat.

Perubahan sistem ekonomi sudah barang tentu harus mengubah pranata yang ada. Untuk membangun pranata yang sesuai, maka harus dikenali bagaimana ekosistem dari teknologi digital, berupa (OECD,2015): The Internet of Things (IoT) yang terdiri dari perangkat dan objek yang ‘state’-nya dapat diubah melalui internet, dengan atau tanpa keterlibatan aktif individu, big data analytics, yang merupakan seperangkat teknik dan alat yang digunakan untuk memproses dan menafsirkan data dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh peningkatan digitisasi konten, pemantauan aktivitas manusia yang lebih besar dan penyebaran IoT.

Selanjutnya, Artificial Intelegent (AI), adalah mesin yang menyerupai manusia, tetapi lebih konsisten dan tidak pernah lelah, serta blockchain, yakni teknologi desentralisasi dan disintermediasi yang memfasilitasi transaksi ekonomi dan interaksi peer-to-peer, dan banyak teknologi lain yang mendukung transformasi digital, termasuk cloud computing, open-source software, robotics, grid and neural computing, virtual reality, dll.

Dari ekosistem tersebut, maka pola kebijakan yang mengoptimalkan transformasi digital prinsipnya adalah keterbukaan, kemudahan, dan deregulasi dalam hal izin usaha, investasi, perdagangan, telekomunikasi, dan jasa profesional lainnya. Sementara, dalam hal infrastruktur, harus dibangun infrastruktur dan layanan digital, antara lain berupa teknologi fixed broadband, teknologi mobile broadband, kecepatan akses rata-rata (kbps), hargafixed broadband basket, harga mobile broadband, kartu mesin ke mesin, dll.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Mudik Virtual

Jumat, 22 Mei 2020 | 11:56 WIB

Pasar Rakyat

Senin, 18 Mei 2020 | 01:52 WIB

Digitalisasi Buku

Sabtu, 16 Mei 2020 | 05:12 WIB

Akhir Pandemi

Jumat, 15 Mei 2020 | 04:44 WIB

Kerja Sama

Kamis, 14 Mei 2020 | 08:24 WIB

BST dan Pandemi

Rabu, 13 Mei 2020 | 02:30 WIB

Era New Normal

Selasa, 12 Mei 2020 | 09:56 WIB

Daya Tahan PTS

Senin, 11 Mei 2020 | 08:20 WIB

Pandeminomics

Sabtu, 9 Mei 2020 | 09:41 WIB

Ruang Sosial

Jumat, 8 Mei 2020 | 07:28 WIB

Didi Adalah Kita

Rabu, 6 Mei 2020 | 06:00 WIB

Kembalinya Pendidikan Keluarga

Selasa, 5 Mei 2020 | 07:24 WIB

Disrupsi Pangan

Senin, 4 Mei 2020 | 05:24 WIB

Belajar dari Covid-19

Sabtu, 2 Mei 2020 | 09:25 WIB

Menyelamatkan UMKM

Kamis, 30 April 2020 | 02:12 WIB

'Virus Sosial'

Rabu, 29 April 2020 | 08:00 WIB

Kampung Istimewa

Selasa, 28 April 2020 | 01:27 WIB

Sanksi PSBB

Senin, 27 April 2020 | 06:45 WIB

'Password Stuffing'

Sabtu, 25 April 2020 | 11:07 WIB

THR Bagi PNS

Jumat, 24 April 2020 | 05:47 WIB
X