TAK terasa air mata membasahi pipi Dewi Susilowati (30). Sudah lama ia menantikan saat bahagia ini. Warga Girimulyo Kulonprogo tersebut tak mengira apa yang ia impi-impikan selama ini benar-benar terwujud.
Hari ini, Selasa (08/06/2021) Dewi Susilowati telah resmi dipersunting pujaan hatinya Mujiono (40). Keduanya kini telah diikat dalam tali pernikahan di hadapan penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Sewon Bantul.
“Senang sekali akhirnya bisa resmi menikah. Tak menyangka seperti ini sehingga kami bisa disatukan,†kata Dewi Susilowati.
Pernikahan kedua mempelai ini cukup mengundang simpati banyak tamu undangan. Keduanya merupakan pasangan difabel, Mujiono warga Sewon Bantul ini merupakan penyandang tuna netra, sedangkan Dewi Susilowati merupakan seorang tuna daksa yang menjalani hari-harinya di atas di kursi roda.
Walau dipertemukan dalam ketidaksempurnaan, namun Mujiono dan Dewi Susilowati saling menyempurnakan. Kekurangan yang ada tak menghalani kekuatan cinta mereka sehingga keduanya kini telah menjadi satu.
“Pernikahan ini menjadi spirit untuk saling melengkapi. Ia kini akan kaki untuk saya dan saya akan menjadi mata untuknya dalam mengisi kehidupan ini,†ungkapnya.
Bulan Pancasila
Mujiono dan Dewi Susilowati tak sendiri menikah hari ini, mereka bersama empat pasangan lainnya mengingat janji suci dalam nikah bareng yang diselenggarakan Forum Taaruf Indonesia (Fortais). Selain Mujiono dan Dewi Susilowati ada pula pasangan Slamet Riyadi (40) warga Kalideres Jakarta Barat dan Murwanti (39) warga Moyudan Sleman, Budiman (51) dan Endang Puji (46) keduanya dari Magelang Jawa Tengah, Wagimin (71) warga Sewon Bantul dan Waginem (56) Sewon Bantul, terakhir pasangan Saniyanto (62) warga Sayegan Sleman dan Daliyem (67) warga Kasihan Bantul.
Ketua Fortasi, Ryan Budi Nuryanto mengatakan kegiatan nikah bareng ini merupakan agenda yang rutin diselenggarakan. Tujuan utama nikah bareng yakni membantu para pasangan yang telah siap menikah namun terkendala biaya.
“Kegiatan nikah bareng dilaksanakan saat bulan Juni sekaligus untuk memperingati hari lahir Pancasila. Mewujudkan pasangan sakinah ber Pancasilais, maka kami mengajak kepada para pasangan yang belum menikah untuk dapat segera menikah dengan mengikuti program nikah bareng ini,†kata Ryan Budi Nuryanto.
Menurutnya kelanggengan suatu pernikahan bukan diukur dari besarnya biaya pernikahan, akan tetapi niat dan keberkahannya. Nikah bareng ini gratis bagi semua mempelai, bahkan termasuk mahar maupun segala perlengkapan pengantin semua telah disediakan.
“Kami berharap dengan tema ‘Pancasila Satukan Hati Bangkit Bersama Melawan Pandemi’ ini bisa mewujudkan impian pasangan calon pengantin di Indonesia. Pandemi tak bisa menghalangi niat suci manusia untuk melaksanakan pernikahan,†tambahnya.
Melawan Pandemi Covid-19
Ryan Budi Nuryanto mengatakan nikah bareng ini akan digelar estafet selama sebulan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Maksud dari estafet ini yakni pernikahan dilakukan secara bergiliran tiap jam agar tidak terjadi kerumunan orang yang berpotensi menjadi media penularan Covid-19.