“Prosek dijaga ketat seperti halnya Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya yang harus diestafetkan dari generasi ke generasi yaitu manten ke keluarga, masyarakat dan anak cucunya. Seperti pada nikah bareng kali yang dengan peserta termuda, menengah hingga lansia yang disatukan oleh momentum Pancasila,†imbuhnya.
Prosesi pernikahan diawali dengan para peserta nikah bareng dirias lalu dikirab memasuki halaman KUA Sewon dengan lagu nasional. Sebelumnya para mempelai mengikuti pengecekan suhu badan, mengenakan masker dan sarung tangan.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan GeNose oleh dokter Klinik Unimma. Jika dinyatakan negatif maka mempelai diporbolehkan melangsungkan akad nikah, namun jika positif maka dokter akan melakukan melakukan tes swab.
“Ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan di dunia, menerapkan prokes dan tes GeNose untuk menikah secara langsung. Ini sebagai bagian dari upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat,†terangnya.
Selanjutnya peserta dibagi dua tempat yakni di balai nikah dan di lobi KUA Sewon untuk melakukan prosesi pernikahan yang dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diteruskan pembacaan Pancasila. Prosesi nikah dipimpin langsung oleh Kepala KUA Sewon, Asrori SH dan tiga orang penghulu secara bergantian.
Mahar dalam nikah bareng ini juga unik yaitu seperangkat alat sholat dan beras 5 kg tunai dengan serah-serahan lambang negara dan cincin kawin batu merah putih. Sedangkan untuk keluarga dan tamu undangan maupun kerabat dalat memberikan ucapan melalui Zoom dan YouTube.
Begitu selesai, para peserta nikah bareng membagikan masker kepada para pengendara di Jalan Parangtritis Bantul. Tak lupa stiker bertema bulan Pancasila juga dibagikan untuk menggelorakan kembali semangat cinta tanah air. (Van)