BANTUL, KRJOGJA.com - Peluang berwirausaha sebenarnya terbuka untuk siapa saja, tetapi tidak semua orang berani memulai berwirausaha. Modal wirusaha, berani mengambil peluang. Selain itu, konsep lama yang sudah umum, yakni Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM).
Demikian diungkapkan Inhul Hadi MSi, alumni prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam seminar kewirausahaan di Ruang Aphitarium kampus 4 UAD, Ringroad Selatan, Bantul, Kamis (28/11/2019).Â
Seminar juga menghadirkan Nurul Atik (Owner PT Rocket Chicken Indonesia) dengan moderator Popy Laksita Rini MSc (dosen Manajemen FEB-UAD). Seminar memilih tema "Menciptakan Creativepreneur yang Inovatif dan Mampu Bersaing di Era 4.0' dibuka oleh Mohammad Ali Fikri SE MSc selaku Ketua Program Pengembangan Menajemen FEB-UAD.
Menurut Inhul Hadi, berani mengambil peluang dan memanfaatkan secara positif langkah untuk memulai. "Bahkan kalau tidak ada peluang harus berani menciptakan peluang berwirausaha," ujar Founder Edinacoin Gold (EDRT) Indonesia, juga Komisaris Utama PT Indragiri Digital Aset Indonesia.
Konsep Inhul Hadi sudah dilakukan, meski dirinya sebagai PNS di Pemkab Indtagiri Hulu. Menjadi wirausaha memiliki keleluasaan waktu, pengalaman dan relasi.Â
Sedangkan Nurul Atik secara terus terang mengakui, berbisnis justru dari mimpi-mimpi yang dianggap orang lain itu aneh, berlebihan. "Saat saya jadi cleaning service, saya mimpi ingin punya usaha, kaya raya punya rumah, mobil justru ditertawakan teman kerja. Mimpi itu bisa menjadi energi dan doa untuk mewujudkannya," kata Nurul Atik yang sudah memiliki 700 cabang di Indonesia. Bahkan negara Malaysia juga tertarik dan menawari buka cabang Rocket Chicken di negara tersebut.
Ditegaskan Nurul Atik, orang beranggapan modal identik uang. Padahal modal yang lebih penting justru keberanian, ilmu dan bekerja keras. Kalau sudah punya usaha apapun bentuknya, dirawat, disiangi, dipupuk dengan sebaik-baiknya. "Usaha jangan dihancurkan dengan kesombongan, perilaku boros dan melupakan kesejahteraan karyawan." kata lelaki asal Jepara yang memiliki karyawan 7.400 orang. (Jay)