BANTUL, KRJOGJA.com - Sebagai upaya pencegahan penyakit Tuberkolosis (TB) di wilayah Piyungan dan sekitarnya, Puskesmas Piyungan membentuk Gerakan Terpadu Daerah Penanggulangan Tuberkolosis (Gerduda) Kecamatan Piyungan. Sementara itu jika seseorang mengalami batuk lebih dari dua minggu dan berat badan selalu menurun, waspadai akan serangan TB.
Kepala Puskesmas Pleret, dr Seta Mularum didampingi Programmer Pengendalian Penyakit Puskesmas Piyungan, Rabu (27/3/2019) disela launching dan sosialisasi Gerduda menuturkan pada 2017 kasus TB dengan resistensi obat di Kecamatan Piyungan ada dua kasus. Mereka berasal dari Desa Srimulyo dan Sitimulyo. Sementara pada 2018 ada 14 kasus TB BTA Positif sebanyak 14 kasus, TB dari rontgen 7 kasus dan Ekstra Paru 7 kasus.Â
"Upaya pencegahan yang dilakukan puskesmas dengan langsung memberikan masker pada pendaftaran pasien. Jadi ketika ada pasien batuk langsung diberi masker," jelasnya.
Masih maraknya kasus TB disinyalir karena kurang pahamnya pencegahan dan pengendalian serta etika penyakit batuk.
"Selain waspadai batuk lebih dari dua minggu dan penurunan berat badan juga biasa disertai dengan keringat berlebih pada malam hari tanpa aktivitas.
Sosialisasi Gerduda dilakukan di kawasan yang rentan berkumpulnya banyak orang bersama-sama seperti Pondok Pesantren, Panti Asuhan, Karangtaruna, Kelurahan dan sebagainya.
"Minimal mereka paham etika batuk dan mengenali tanda TBC," jelasnya.