"Saat ini kami sedang mengidentifikasi terkait kerusakan yang terjadi untuk menentukan langkah ke depan seperti apa. Karena tebingnya tinggi sekali, sementara di bawah tebing juga terdapat banyak permukiman, sehingga dibutuhkan kecermatan," terang Mansur.
Ditambahkan, kerusakan di Makam Imogiri tergolong cukup serius (ambrol dari samping), apalagi bangunan tersebut termasuk cagar budaya. Dikhawatirkan jika tidak segera ditangani bisa merembet ke bagian atas.
"Sambil menunggu kebijakan rekonstruksinya, saya menganjurkan dibuatkan semacam trucuk-trucuk dari bambu, sehingga tidak terus-terusan longsor, mengingat tanah di lokasi tersebut sangat labil (gembur). Karena Makam Imogiri termasuk kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya, perlu kebijakan atau tindakan (solusi) cepat," tambah Mansur.
Kepala Seksi Pembangunan dan Prasarana Dinas PUP-ESDM DIY Arief Azazie Zain mengaku khawatir apabila intensitas hujan cukup tinggi dan membawa material luas sehingga berdampak kerawanan terhadap bangunan lainnya. Konsep penanganan sementara supaya air hujan tidak langsung kena tanah di areal talut sehingga langkah paling mudah dan cepat dengan menutupinya menggunakan terpal.
"Namun terpal belum bisa dipasang karena terkendala tingginya lokasi dan medannya yang terjal, sehingga kami harus mencari alternatif agar segera tertangani. Areal makam sebaiknya disterilisasi untuk meminalisasi dampak keretakan maupun korban," ujarnya. (Ira/Ria)