Ngayogjazz Tetap Membumi

Photo Author
- Minggu, 18 November 2018 | 08:50 WIB

BANTUL, KRjogja.com - Tidak ada perubahan dalam gelaran Ngayogjazz 2018 di Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul, Sabtu (17/11/2018). Gelaran jazz yang tahun ini mengusung tema Negara Mawa Tata, Jazz Mawa Cara itu masih tetap sederhana, menyatu dengan alam dan pedesaan, serta merangkul setiap lapisan masyarakat.

Baca Juga: Tampil Lebih Mistis, Ngayogjazz Kali Ini Berbeda

Pantauan KRjogja.com, tidak satupun dari enam panggung di Ngayogjazz 2018 yang sepi penonton. Semakin malam, keenam panggung yang berjarak beberapa meter saja itu justru semakin dipadati penonton.

Di Panggung Kamituwa misalnya, sejak pukul 19.00, penonton sudah mendekatkan diri ke panggung, menunggu kuintet asal Belanda, Kika Sprangers Quintet unjuk diri. Tepat pukul 19.15, Sprangers muncul dengan saksofon andalan, diikuti kawan-kawannya. Penonton yang sedari tadi menunggu sambil duduk beralaskan tanah kemudian berdiri, menyaksikan kepiawaian perempuan asal Nijmegen, Belanda meniup saksofonnya.

"Halo, selamat malam Yogyakarta. Apa kabar? Hanya itu bahasa Indonesia yang saya tahu. Kita berbicara bahasa Inggris ya, sedikit juga tidak apa. Selamat menyaksikan penampilan kami," ujar Sprangers yang diiringi tepuk tangan penonton. Bahasa memang bukanlah kendala, karena alunan musik syahdu yang menjadi alat komunikasinya.

Kika Sprangers Quintet merupakan salah satu pengisi acara dari 40 penampil Ngayogjazz 2018. Ia memang kerap main di Indonesia, memperkenalkan gaya permainannya yang tenang dan melankolis.

Selain Kika, nama-nama besar di dunia Jazz Indonesia turut tampil di gelaran tahunan tersebut. Sebut saja, Idang Rasjidi, Syaharani, Tohpati dan Tompi menyempatkan diri menyapa pecinta jazz di desa budaya itu.

Ngayogjazz 2018 tidak hanya menawarkan penampilan musisi jazz profesional dari berbagai daerah, tetapi juga mengajak masyarakat desa setempat untuk turut berpartisipasi. Di Panggung Lurah, penonton bisa melihat kreativitas masyarakat Desa Gilangharjo unjuk gigi, seperti Panembrama Gilangharjo yang merupakan persatuan Ibu-Ibu PKK desa atau Gejong Lesung Gilangharjo. Mereka tak hanya menyanyi, tapi juga menari dan memainkan alat musik, memperlihatkan kreativitas tak terbatas. (M-1)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X