BANTUL, KRJOGJA.com - Intimidasi oleh sekelompok orang terhadap panitia sedekah laut di Pantai Pandansimo Baru Poncosari Srandakan Bantul, Jumat (12/10/2018) membuat acara yang akan dilaksanakan Sabtu (13/10/2018) itu batal digelar. Paska kejadian Satreskrim Polres Bantul sudah memeriksa 9 orang termasuk dari kelompok penyerang.
Salah satu saksi, Tuwuh mengungkapkan sebelum peristiwa terjadi warga di pesisir Pandansimo mempersiapkan perlengkapan sedekah laut mulai dari tenda, panggung kehormatan, kursi, gunungan dari ikan serta ribuan nasi gurih. Rencananya prosesi sedekah laut tersebut dimulai dari Ngentak menuju pantai, sedang gunungan dari susunan ikan dan nasi gurih dibagikan kepada pengunjung.
Tuwuh mengatakan persiapan untuk menggelar prosesi sedekah laut dilakukan dua pekan lebih. "Biaya untuk kegiatan ini mencapai Rp 50 juta lebih. Dana itu dikumpulkan dari pedagang, nelayan, petani tambak udang dan masih banyak lagi," ujar Tuwuh.
Namun peristiwa diluar dugaan terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Sejumlah orang datang dengan beberapa mobil termasuk ambulan datang mengamuk. Mereka membanting kursi dan penjor dari janur disisi utara.
Tidak hanya itu kelompok penyerang itu juga mendatangi warung milik Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul Suyanto. Tuwuh mengatakan, sekelompok orang itu mengatakan jika sedekah laut musyrik dan menyekutukan Allah. "Mereka itu pada mengatakan sedekah laut itu musyrik, sehingga mereka marah dan tidak menghendaki sedekah laut digelar," ujar Tuwuh.
Prosesi sedekah laut secara keseluruhan diantaranya kirab budaya , reog samudra , umbul dongo dan pembagian nasi gurih sebanyak 2.500 takir. Tetapi rangkaian sedekah laut itu, hanya pentas reog yang ditampilkan.
Sementara Ketua HNSI Bantul, Suyanto mengatakan sedekah laut itu nasi gurih dan gunungan ikan itu diberikan kepada wisatawan dan itu sudah berlangsung secara turun temurun. Sementara salah satu warga yang enggan disebut jatidirinya mengatakan sekelompok yang membuat kegaduhan itu tidak semestinya mengurusi kegiatan yang sudah jadi adat istiadat warga pesisir.
Kapolres Bantul AKBP Sahat Marisi Hasibuan SIK SH MH mengatakan dalam kasus itu sembilan orang sudah diminta keterangan. Sementara anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati ditemui di Polres Bantul mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan aksi kekerasan yang dilakukan dengan kembali mengatasnamakan agama terhadap kegiatan kebudayaan yang dilakukan nelayan Pantai Baru. "Itu tindakan biadab, saya jelas mengecam perbuatan," ujarnya.