BANTUL, KRJOGJA.com - Truk maupun mobil pengangkut sampah sudah tiga hari ini tak bisa memasuki Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Sampah-sampah beserakan keluar dari TPST Piyungan sampai ke jalan, sehingga warga sekitar terpaksa menutup akses menuju tempat pembuangan akhir tersebut. Karena tak bisa memasuki lokasi pembuangan, seluruh kendaraan pengangkut sampah terpaksa berbalik arah dan membawa pulang kembali sampah-sampah yang telah diangkut.
Warga menutup jalan dengan meletakan batang kayu di utara loket masuk, tepatnya sebelum memasuki pos penimbangan. Penutupan ini dilakukan warga agar sampah tak semakin ‘meluber’ ke jalan sehingga mengganggu aktivitas masyarakat yang juga memanfaatkan jalan tersebut untuk keluar masuk kampung.
Baca juga :
'Overload', TPST Piyungan Mestinya Tutup
Pengurukan TPST Piyungan Terhambat Keberadaan Sapi
Salah seorang pengelola sampah swasta, Ariyanto (30) mengungkapkan penutupan ini telah dilakukan warga sejak hari Senin (13/08/2018) lalu. Para pengelola sampah seperti dirinya tak bisa berbuat banyak dengan penutupan itu karena mereka juga memahami keluhan warga yang khawatir sampah akan semakin membludak.
“Setiap hari kami menunggu hingga penutupan ini segera berakhir, namun warga belum juga membukanya. Terpaksa kami membawa pulang kembali sampah-sampah yang telah diangkut dan tak jadi membuang di sini,†kata Ariyanto di TPST Piyungan, Rabu (15/08/2018).
Akibat penutupan itu sempat terjadi antrean truk dan mobil pengangkut di sekitar pintu masuk TPST Piyungan. Antrean ini tak berlangsung lama karena para pengelola sampah memilih balik kanan dan urung membuang di lokasi pembuangan akhir tersebut.
