MESKI telah banyak orang yang mengaku merasakan khasiat ular kobra, drh Slamet Raharjo (49) tidak mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, anggapan masyarakat tersebut hanyalah sebatas mitos atau sugesti saja.Â
Dalam penjelasan ilmiahnya, dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini menjelaskan bahwa kandungan yang terdapat dalam daging dan darah ular sebenarnya mirip dengan hewan lainnya seperti sapi dan ayam. Bahkan, menurut keterangan yang diberikannya, di dalam tubuh ular kobra justru terdapat bakteri dan parasit yang berpotensi ditularkan pada manusia.
Dalam tubuh ular memang terdapat parasit dan bakteri seperti hewan lainnya, namun kedua hal tersebut dapat hilang apabila telah mengalami proses pengolahan dan pemasakan yang tepat. Daging ular kobra, juga mengandung protein sebesar 28-32% dengan lemak yang lebih rendah sekitar 2% daripada sapi, kambing, maupun ayam.
Daging ular yang memiliki beberapa kelebihan telah meningkatkan perburuan terhadap hewan tersebut yang berdampak besar terhadap lingkungan. Menurut penjelasan dari Ketua Pecinta Reptil UGM, Raka Achmad Fauzi (21), ular kobra termasuk dalam status appendix II yang populasinya berkurang signifikan karena maraknya perburuan liar untuk kemudian diperdagangkan.
Perburuan liar tersebut berdampak besar bagi ekosistem karena ular kobra menduduki posisi teratas dalam sistem rantai makanan. Sebagai contoh, jika populasi ular menurun, maka jumlah tikus akan meningkat dan menyebabkan gagal panen atau menimbulkan penyakit. Menurut drh Slamet, ular kobra menjadi predator yang efektif untuk mengendalikan populasi hama yang merugikan manusia. (Fatimah Arum Utari/Iqbal Maulana/Tita Meydhalifah)Â
Baca Juga :Â