Sebagai penadah dan penjagal ular, Mas Nur lebih memilih berburu ular liar karena dianggap lebih menguntungkan daripada harus berternak. “Jika berternak, justru tidak untung. Ongkos makan ular kan tinggi, harus rajin-rajin memberi katak dan tikus. Jadi, lebih enak mencari yang liar karena lebih menguntungkan dan tidak perlu memelihara,†ungkap Mas Nur.
Ular kobra yang berhasil didapatkan, kemudian diambil daging dan empedunya yang dipercaya dapat menyembuhkan stroke, diabetes, kanker, bengkak, dan cedera akibat kecelakaan.Â
Banyak konsumen yang mengaku telah merasakan khasiat daging ular. Konsumen yang datang dari berbagai daerah mengetahui informasi “Kobra Jaya†dari mulut ke mulut. Bahkan, Mas Nur juga tidak perlu repot-repot lagi mempromosikan bisnisnya karena banyak acara televisi seperti Bolang, Petualangan Liar, Peppy the Explorer, dan Potret yang datang meliput sekaligus mempromosikannya.
Mas Nur selaku pemilik “Kobra Jaya†menceritakan beberapa konsumennya yang semula tidak dapat bergerak, dapat menjadi lebih sehat dan mampu beraktivitas seperti sediakala setelah mengkonsumsi daging kobra. Selain daging ular, empedu ular kobra juga dipercaya sangat ampuh menyembuhkan penyakit seperti diabetes.Â
Mas Nur bercerita bahwa ada salah seorang konsumennya yang kadar gulanya turun setelah 12 jam mengkonsumsi empedu ular. Salah satu konsumen mengeluhkan kakinya bengkak pasca mengalami kecelakaan dan memiliki penyakit diabetes. Karena merasa lukanya berangsur pulih setelah mengonsumsi empedu kobra, kini ia rutin datang ke warung Mas Nur untuk memesan rica-rica ular.
Diperlukan proses panjang ular kobra untuk sampai ke piring konsumen. Mas Nur harus mengumpulkan ular kobra dari berbagai daerah untuk dipotong atau diolah dalam bentuk makanan. Setiap penadah yang didatanginya juga mendapatkan ular dari penadah lain atau petani ular yang mencari hewan tersebut dengan secara langsung. (Fatimah Arum Utari/Iqbal Maulana/Tita Meydhalifah)Â