BANTUL, KRJOGJA.com - Peristiwa gempa bumi 2006 di Bantul mesti jadi pelajaran agar selalu meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah daerah sudah saatnya memasukkan kegiatan mitigasi bencana dalam kurikulum sekolah. Pengetahuan masyarakat terkait dengan mitigasi bencana sangat dibutuhkan generasi muda dimasa mendatang. Â
BACA JUGA :
Gempa Bantul 2006 Berpotensi Kembali Terjadi
Gempa 3,7 SR Guncang Gunungkidul
"Sesar Opak di Pundong Bantul itu baru diketahui ada tahun 1980, tetapi kala itu belum ditahu apakah sesar itu aktif atau tidak," ujar Dr Supartoyo dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) Badan Geologi disela sosialisasi gempa di SMPN 1 Imogiri Bantul, Jumat (23/3). Dalam acara itu juga dihadiri Kepala SMPN 1 Imogiri, Drs Kuwatono MPd. Â
Dijelaskan, setelah peristiwa gempa Yogya 2006 dan kemudian dilakukan kajian baru diketahui jika sesar Opak tersebut masih aktif. Bahkan setelah dilakukan penelitian, sesar Opak tersebut sudah ada ketika pembentukan Pulau Jawa 20 juta tahun lalu dan sekarang aktif kembali.Â
Supartoyo mengatakan, sebelum gempa tahun 2006 peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 1943 dengan skala lebih besar. Tidak hanya itu merujuk kajian Badan Geologi, pada tahun 1843 juga terjadi gempa bumi besar. "Dari tiga peristiwa gempa itu semua pusatnya hampir yakni bersumber disesar Opak," ujar Supartoyo.