BANTUL, KRJOGJA.com - Suasana tampak berbeda di Panggung Krapyak, Minggu (23/07/2017). Jika biasanya bangunan selalu tertutup rapat, kali ini puluhan relawan Jogja Garuk Sampah menggelar syawalan dan sarasehan di dalam cagar budaya tersebut.
Koordinator gerakan Jogja Garuk Sampah, Bekti Maulana (19) mengungkapkan, ajang syawalan dan sarasehan ini digunakan sebagai pertemuan antar relawan agar mengenal satu sama lain. Menurutnya, keterlibatan relawan yang terus berganti pada setiap kegiatan membuat banyak dari mereka tidak sempat bertemu.
"Kita mengumpulkan kembali relawan-relawan yang dulunya pernah terlibat di kegiatan agar saling mengenal dengan yang lain. Kita juga mengajak mereka yang belum pernah supaya termotivasi dan bergabung," ujarnya kepada KRjogja.com disela-sela kegiatan.
Kegiatan yang diadakan hingga malam hari ini pun dihadiri oleh perwakilan komunitas-komunitas, aktivis sosial, dan jajaran akademisi. Bekti mengimbuhkan, syawalan dilakukan tidak hanya sekedar bersalaman saling memaafkan. Melainkan setiap komunitas juga bercerita dan berbagi pengalaman terkait agenda-agenda yang telah dijalankan.
"Mereka mempresentasikan kegiatannya walaupun diluar garuk sampah. Jadi temen-temen bisa lebih mengenal satu sama lain antar komunitas dan saling meramaikan ketika nanti ada kegiatan," imbuhnya.
Berbeda dengan syawalan dana sarasehan tahun lalu yang digelar di depan Pagelaran Kraton, kali ini relawan Jogja Garuk Sampah memilih cagar budaya yang berada di sisi selatan Yogyakarta, Panggung Krapyak atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kandang Menjangan. Menurut Bekti, lokasi tersebut dipilih agar masyarakat lebih mengenali bangunan yang masih termasuk dalam garis imajiner dari gunung Merapi hingga pantai selatan.
"Yogya punya ini, kami ingin memperkenalkan ke masyarakat, karena banyak dari mereka yang tidak tahu mengenai Panggung Krapyak atau Kandang Menjangan," ungkapnya.
Bekti pun berharap, dengan diadakan kegiatan syawalan dan sarasehan di Panggung Krapyak ini seluruh elemen masyarakat menjadi semakin menghargai dan merawat bangunan-bangunan cagar budaya. "Semoga masyarakat menjadi lebih menghargai soal cagar budaya, karena saat ini banyak yang justru mencoret-coret atau merusak," pungkasnya. (Mg-10)