BANTUL,KRJOGJA.com - Konflik horisontal yang dipicu beroperasinya mesin sedot pasir di Poyahan Desa Seloharjo Pundong Bantul diprediksi bakal berkepanjangan jika pemerintah tidak segera turun tangan. Indikasi ke arah konflik makin terasa lantaran warga yang selama ini mengeruk pasir secara manual tegas menolaknya. Selain merusak lingkungan diduga tidak punya izin.
Bahkan dari pantauan KRjogja.com dilapangan, Senin (10/4/2017) sore, mesin sedot siap diturunkan ke Sungai Opak. Tidak hanya itu, dalam sosialisasi beberapa waktu lalu, pemilik mesin sedot mengaku sudah mendapat restu dari beberapa 'orang penting'. Sekarang warga berharap pemerintah, aparat berwajib segera turun menghentikan rencana penambangan pasir dengan mesin itu.
Harbi, satu tokoh masyarakat di Poyahan Seloharjo Pundong Bantul mengungkapkan, pemilik mesin sedot sudah melakukan sosialisasi dihadapan warga beberapa waktu lalu. Dalam acara itu juga dihadiri perwakilan kepolisian, koramil, kecamatan dan kelurahan. Hadir pula dari orang ‘dalam’ kraton yang dibawa pemilik mesi. Harbi mengatakan, sejak dulu warga menolak penambangan pasir dengan mesin. Meskipun sampai sekarang tidak berani mengungkapkan terang-terangan. Â
"Warga sejak awal tidak setuju, dengan penambangan itu, tetapi kan tidak berani. Bahkan sudah ada 144 warga menolak dibuktikan dengan tandatangan," ujarnya.
Harbi mengungkapkan, ketakutan warga lantaran pemilik mesin cukup berpengaruh dan disegani dengan latar belakang aparat. Ketika mesin sedot jalan bisa dipastikan lingkungan rusak, sungai semakin dalam, lahan pertanian warga ditepi sungai cepat erosi. Karena dalam sehari satu mesin bias menghasilkan puluhan truk pasir. Sementara Ketua RT 04 Dusun Poyahan Seloharjo Pundong Bantul, Sukir mengatakan, warga sudah menolak jika mesin sedot kembali beroperasi. Termasuk ketika diadakan sosialisasi beberapa waktu lalu.
"Dahulu pernah ada mesin sedot beroperasi dikawasan ini dan sudah divonis pengadilan, tetapi sekarang ada lagi yang mau menambang dengan mesin lagi," ujarnya.
Olah karena itu, Sukir minta pemerintah harus turun tangan agar rakyat kecil ini semakin dirugikan. Bagi warga Poyahan tambang pasir adalah mata pencaharian yang dijadikan sumber penghadilan. Namun ketika tiba tiba ada mesin masuk ke sungai, lantas warga mau makan apa. Sukir mengatakan, jika pemerintah tidak bisa menyelesaikan, lantas masyarakat kecil mau minta perlindungan dimana.
"Kami tidak tahu pasti izin untuk penambangan itu ada atau belum,tetapi waktu sosialisasi baru akan dicari," ujarnya.