Belajar Dari TPS Go-Sari, Ubah Masalah Sampah Jadi Berkah

Photo Author
- Selasa, 22 Agustus 2023 | 18:10 WIB
Ruang pengolahan sampah TPS Go-Sari yang bisa menjadi role model bagi Kalurahan lainnya di DIY. (Firhani)
Ruang pengolahan sampah TPS Go-Sari yang bisa menjadi role model bagi Kalurahan lainnya di DIY. (Firhani)

krjogja.com - BANTUL - Warga Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul berhasil mengolah dan memanfaatkan sampai akhirnya menjadi berkah atau rejeki. Hal itu diwujudkan melalui pembentukan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) bernama Go-Sari, berupa Unit Layanan Sampah Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Guwosari yang didirikan sejak November 2019 lalu.

Lurah Guwosari Masduki Rahmad mengatakan sebanyak 500-an Kepala Keluarga (KK) di Kalurahan Guwosari telah menjadi pelanggan TPS Go-Sari saat ini. TPS Go-Sari mampu mengelola sampah secara mandiri dengan konsep zero waste atau pengelolaan dengan melakukan pemilahan, pengomposan dan pengumpulan barang layak jual.

Dengan konsep zero waste inilah, akhirnya Kalurahan Guwosari secara bertahap tidak menyetorkan sampah di TPA Piyungan yang sudah ‘overload’. Keberhasilan pengolahan sampah secara mandiri oleh masyarakat di Kalurahan Guwosari ini bisa menjadi role model bagi kalurahan lainnya.

Sampah dilihat dan dipandang sebagai masalah selama ini, namun tidak di Kalurahan Guwosari yang mencoba merubah mindset dari awalnya sampah sebagai masalah menjadi sampah sebagai berkah dengan pengelolaan. Karena hampir seluruh wilayah itu yang menjadi permasalahan adalah sampah yang tidak terpilah dan tidak terolah.

“Kami menggerakkan warga dan merubah mindset masyarakat bahwa sampah harus selesai di level rumah tangga kalau tidak naiknya di level kalurahan. Caranya berpartisipasi dalam memilah sampah plastik, organik, non organik dan sebagainya. Jika tidak bisa terolah di rumah tangga kemudian kalurahan mengambil peran. Sampah tersebut ada yang dijadikan maggot dan sampah plastik atau rongsok dijual,” tuturnya saat ditemui di TPS Go-Sari belum lama ini.

Masduki mengungkapkan upaya pengelolaan sampah mandiri yang dilakukan Kalurahan Guwosari pun mendapat dukungan dari Pemda DIY melalui Danais 2023 sebesar Rp 1,6 miliar. Dengan kucuran anggaran keistimewaan ini diharapkan sampah di Guwosari akan bernilai ekonomis dengan dijadikan maggot, kompos dan sebagainya. Pihaknya menyiapkan infrastruktur, peraturan dan pengalokasian dana. Kemudian dukungan dari warga yang paling penting adalah merubah mindset.

“Warga kita ajak dan perlihatkan langsung pengolahan sampah di sini. Sampah warga kini jika tidak diolah akan menjadi masalah di kemudian hari. Namun dengan mengolah harapannya bisa menjadi suatu pendapatan di rumah tangga. Kita sedang menyiapkan skema supaya sampah organik di rumah tangga bisa terselesaikan, sedangkan kalurahan akan membuat pabrik. Ini jadi mimpi besar yang saya yakin dengan dukungan Danais dan Pemda DIY bisa terlaksana dalam kurun waktu yang singkat ini,” terangnya.

Kepala Unit Layanan Sampah BUMKal Guwosari, Muhammad Nur Muntaha menyampaikan kehadiran TPS Go-Sari merupakan cita-cita Lurah bersama warga Guwosari dengan memberikan diri mengambil inisiatif membentuk unit usaha pengelolaan sampah BUMKal. Sebelumnya sudah ada dua Pengelola Sampah Mandiri (PSM) di Guwosari. Dari 4.000 KK, itu baru terselesaikan sekitar setengahnya di PSM. Artinya masih ada setengah yang saat ini masih macam-macam pengelolaan sampahnya.

“Akhirnya dimulai dari 125 pelanggan sampai memiliki sekitar 500 pelanggan, walaupun masih kecil kita sudah setiap harinya punya tagline jangan sampai membebani TPA Piyungan. Itu tetap bertahap, tidak bisa langsung kita selesai zero waste management, seperti ini saja kita butuh perjuangan dua tahun,” ungkapnya.

Muntaha mengatakan TPS Go-Sari dapat menerima sampai setidaknya 1 ton setiap harinya dengan memperkerjakan 12 pekerja. Sampah ini dipilih menjadi 4 bagian yaitu organik membusuk, organik sampah taman, rosok dan residu. Untuk sampah organik membusuk dijadikan budidaya maggot, sampah taman digunakan untuk kompos, rosok lebih ke transaksional lalu residu dibakar menggunakan incinerator.

Sebagai unit usaha BUMKal, TPS Go-Sari pun dituntut. menghasilkan profit dari hasil retribusi dari tingkatan rumah tangga Rp 30 ribu/bulan, warung atau rumah makan Rp 50 ribu/bulan , ponpes, sekolah dan taman edukasi Rp 250 ribu/bulan dikalikan volume sampah. Kedua dari jual beli rosok, maka butuh kejelian dalam memilah sampah karena akan meningkatkan value daripada sampah itu. Kemudian hasil jual beli maggot antara Rp 7.000/kg sampai Rp 10.000/kg.

“Kalau dikalkulasi untuk operasional disini antara Rp 18 juta hingga Rp 20 juta. KIA belum untung kalaupun untung dan rugi pun tipis fluktuatif di angka Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Target dari Kalurahan yang penting usaha ini bisa menghidupi dirinya sendiri yang saat ini sudah tercapai, tinggal nanti peningkatannya. Alhamdulillah tahun ini, kita difasilitasi Danais Rp1,6 miliar, untuk itu kami ucapkan matur nuwun sanget kepada Ngarso Dalem dan Pemda DIY,” jelasnya.

Alokasi Danais 2023 tersebut dibagi menjadi dua termin yakni termin I Rp 700 juta dan termin II Rp 900 juta. Danais itu digunakan untuk membangun rumah pilah beserta mesin lalu bangunan lama menjadi rumah proses sehingga TPS Go-Sari dapat meningkatkan jumlah pelanggannya dari 500 KK menjadi 2.000 KK. Meskipun mendapat kucuran Danais, TPS Go-Sari masih konsentrasi menyelesaikan sampah yang ada di Kalurahan Guwosari karena dari 4.000 KK hanya mampu setengahnya yang ditangani .

“Kami siap mengelola sampah karena rumusnya sederhana. Sebenarnya yang masih membuat kami berpikir adalah pasar karena kemampuan penyerapan pasar belum sampai kesana dan belum ada marketing. Sehingga perlu dipersiapkan rencana pengembangan TPS Go-Sari sendiri. Seperti produksi maggot di Guwosari potensinya sudah ada untuk pakan ternak ayam dan lele. Jadi produksi maggot yang dihasilkan TPS Go-Sari akan diputar melalui usaha lainnya,” tutur Muntaha.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X