Simulasi SPAB, Siapkan Siswa Tanggap Bencana

Photo Author
- Rabu, 30 Agustus 2023 | 12:29 WIB
Siswa SMP N 2 Bambanglipuro Bantul mengikuti simulasi SPAB.(Foto: Sukro R)
Siswa SMP N 2 Bambanglipuro Bantul mengikuti simulasi SPAB.(Foto: Sukro R)


KRjogja.com - BANTUL - Kabupaten Bantul menjadi salah satu wilayah dengan potensi ancaman bencana paling banyak. Diantaranya, gempa bumi, tsunami, abrasi, banjir, tanah longsor hingga krisis air bersih. Sehingga perlu diadakan mitigasi non struktural yang di dalamnya memuat edukasi dalam menghadapi setiap potensi bencana alam.

"Sasarannya mitigasi non struktural sebetulnya tidak hanya lembaga, tapi kita ke personilnya juga terlibat. Ini penting sekali diharapkan nanti setiap warga Bantul itu sudah siap dalam menghadapi semua potensi bencana alam yang mungkin terjadi," ujar Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Penanganan Pasca Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Suprihana ST MT, disela simulasi kebencanaan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMP N 2 Bambanglipuro Bantul, Rabu (30/8/2023).

Baca Juga: Berusia 105 Tahun, Krida Beksa Wirama Berjuang Lewat Budaya

Dalam acara itu sudah dihadiri Kabid SMP Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bantul, Retno Yuliastuti MPd, Kepala SMP N 2 Bambanglipuro,Edi Suryanto MPd, tokoh masyarakat yang juga mantan Lurah Kalurahan Sidomulyo, Edy Murjito SPd.

Suprihana mengatakan, bahwa mitigasi bencana tersebut sudah merupakan komitmen, bahkan sudah sejak awal menjadi visi misi bupati /wakil bupati Bantul. "Jadi bentuk daripada mitigasi bencana salah satunya adalah kalau di BPBD kabupaten Bantul itu kan ada pengelolaan bencana, yakni ada pra bencana, pasca bencana. SPAB ini program adalah pra bencana bersama dengan dinas pendidikan itu ada program sekolah ramah anak. Di dalam sekolah ramah anak salah satunya poin adalah pengelolaan perencanaan di dalam kebencanaan. Programnya adalah SPAB," ujarnya.

Tetapi karena keterbatasan, SPAB sekolah berinisiasi mandiri. Artinya dilaksanakan secara mandiri, BPBD hanya menyediakan fasilitator untuk membimbing, mengarahkan. "Jadilah sampai dengan simulasi ini minimal 11 kali pertemuan. Khusus di Bantul data terakhir ada 30-an lebih sekolah sudah melaksanakan simulasi SPAB," ujarnya.

Baca Juga: Pola Asah-Asih-Asuh, Tiga Kebutuhan Dasar Anak yang Wajib Dipenuhi Orangtua

Kepala SMP N 2 Bambanglipuro, Edi Suryanto MPd mengatakan, sekolahnya ada program unggulan menjadikan SMP Negeri 2 Bambanglipuro Bantul sebagai SPAB. "Dalam membentuk ini, kita bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Bantul kegiatannya dimulai pelatihan guru selama 10 kali pertemuan, dari menyusun dokumen dan berbagai hal yang diperlukan. Kemudian pada kali ini puncaknya kita adakan simulasi untuk menguji dokumen yang kita susun itu diterapkan dilapangan," ujarnya

Dokumen tersebut menjadi acuan dalam penanganan apabila terjadi bencana. "Kebermanfaatannya itu tentu tidak hanya di lingkungan sekolah ini. Tetapi juga sebagai media pembentukan mental dan karakter anak-anak kita. Sehingga ketika menghadapi gempa di manapun di rumah, di tempat lain sudah berpengalaman dan kompetensi ini diberikan bisa dimanfaatkan dalam kehidupan anak-anak dimanapun dia berada," ujarnya. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X