Asman Toga Padokan Berguru ke Laboratorium Toga Kiringan

Photo Author
- Minggu, 18 Februari 2024 | 15:30 WIB
Rombongan Asman Toga Padokan mendapat penjelasan tentang nama tanaman obat (foto   ; judiman)
Rombongan Asman Toga Padokan mendapat penjelasan tentang nama tanaman obat (foto ; judiman)

Krjogja.com - BANTUL - Sosialisasi Asuhan Mandiri Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Asman Toga) dan Akupresur, Menur Padokan Lor Tirtonirmolo Kasihan Bantul melakukan kunjungan ke Laboratorium Tanaman Obat Keluarga di Desa Wisata Jamu Kiringan Canden Jetis Bantul, Minggu (17/2/2024).

Ketua Asman Toga Padokan Lor Lis Heri menuturkan, adanya Asman Toga di Padokan Lor merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu, kelompok dan masyarakat.

"Selama ini kami mendapatkan bimbingan dan kerjasama dengan Puskesmas Kasihan 2. Termasuk dalam pembuatan jamu dan pemanfaatan tanaman obat keluarga," papar Lis Heri.

Baca Juga: Sinopsis Film Reclaim, Aksi John Cusack Mengungkap Perdagangan Anak di Trans TV Minggu 18 Februari 2024

Sedangkan kunjungannya ke Laboratorium Toga di Kiringan yang diikuti 40 anggota Asman Toga Menur ini bermaksud untuk menimba pengetahuan dalam membuat jamu tradisional. Selanjutnya pengetahuan yang didapat dari Kiringan untuk pengembangan di Asman Toga Menur Padokan Lor.

Di Laboratorium Toga Kiringan, rombongan Asman Toga Menur diterima Ketua Kelompok Jamu Mekarsari Sutrisno. Peserta diajari cara membuat jamu tradisional dan pemanfaatannya, serta diberi penjelasan tentang nama-nama tanaman obat dan faedahnya.

Ada sekitar 103 jenis tanaman obat yang ada di Laboratorium Toga Kiringan.

Baca Juga: Cerita Warga Batak di Jogja Pertahankan Budaya Leluhur dengan Pesta Bona Taon, Apa Itu?

"Kami disini kebetulan bagian inovasi jamu sehingga saya punya ide-ide jamu yang milenial. Jamu lama tradisional kini dikembangkan menjadi jamu sirup, permen dan jenis jamu lainnya. Ada jamu untuk obat disengat serangga dengan tanaman herbal," tutur Sutrisno.

Menurut Sutrisno, di Kiringan terdapat penjual jamu tradisional yang pemasarannya dengan sepeda keliling. Sekarang jumlahnya ada 132 penjual jamu keliling. Pada tahun 2023 omsetnya mencapai Rp 31,7 hingga 41, 3 juta per hari.

Keberadaan jamu tradisional Kiringan awalnya dirintis oleh Jokwarto sejak tahun 1950 atau usai perang kemerdekaan ke- II. Sekarang sudah memasuki 4 generasi.
Jamu tradisional Kiringan termasuk dari Seni Meracik Jamu yang sudah diakui oleh Unesco. (Jdm/Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X