Dorong Pengembangan Inovasi dan Diversifikasi Produk

Photo Author
- Minggu, 22 September 2024 | 18:14 WIB
  Pengrajin batik kayu di Krebet bersama Tim PkM UNY. (Sukro Riyadi.)
Pengrajin batik kayu di Krebet bersama Tim PkM UNY. (Sukro Riyadi.)


Krjogja.com - Bantul - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Teknik Industri dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan pelatihan bagi pengrajin batik kayu di Krebet Kalurahan Sendangsari, Pajangan, Bantul, Sabtu -Minggu (21-22/9).

Digulirkannya program tersebut bertujuan mendukung pengembangan usaha dan kapasitas pengrajin. Terlebih Desa Wisata Krebet berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata
Indonesia (ADWI) 2024.

Narasumber dalam kegaitan itu, Dr. Noor Fitrihana, S.T., M.Eng., menyampaikan materiberpikir kreatif ditekankan pentingnya pengrajin untuk selalu berinovasi. Sedang Mohammad Adam Jerusalem, S.T., S.H., M.T., Ph.D., menyampaikan materi tentang peningkatan inovasi dan diversifikasi produk.

Baca Juga: Joko Purnomo Launching Inovasi 'Tapa Bersila'

Ketua Tim PkM Pengabdian dari UNY Mohammad Adam Jerusalem, mengungkapkan, kegiatan diikuti 30 pelaku usaha dari Koperasi Sidomukti. Titik fokus pada pengembangan inovasi serta diversifikasi produk, dengan peningkatan standar layanan konsumen yang relevan bagi para pengrajin batik kayu.

Pelatihan tersebut merupakan lanjutan dari sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya pada 20 Juli 2024 di Sekretariat Desa Wisata Krebet, bersamaan dengan Visitasi Menteri Parekraf RI dalam rangka penilaian ADWI 2024.

Dijelaskan pentingnya keberlanjutan pelatihan ini, "Kami berharap kegiatan ini menjadi fondasi
pengrajin untuk terus berinovasi dan memperkuat daya saing mereka. Apalagi setelah meraih kesuksesan di ADWI 2024," ujarnya.

Sedang dalam pelatihan, Noor Fitrihana mengatakan, PkM merupakan program pengabdian masyarakat. Artinya hal tersebut merupakan tugas dan fungsi kami sebagai akademisi di UNY harus melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. "Maksudnya kita melakukan ini memilih sasaran di Krebet karena punya potensi khas salah satunya adalah kriya batik kayu dan batik. Produk tersebut menjadi salah satu ikon warisan dunia yang diakui. Kegiatan ini dilakukan untuk membangkitkan, menggairahkan kembali atau pengrajin batik di Krebet supaya bangkit lagi seiring bangkitnya pariwisata setelah pandemi Covid 19," ujarnya.

Selain itu, Krebet masuk desa wisata terbaik secara nasional. Sehingga sudah semestinya diberdayakan untuk meningkatkan kreativitas para pengrajin dalam berbagai aspek. Baik melalui produk pemasaran maupun ke arah transformasi digitalnya. "Jadi mereka nanti bisa melayani konsumen dengan berbagai cara, baik offline maupun online. Intinya itu dan goalnya adalah nanti punya variasi-variasi produk baru yang ditawarkan ke masyarakat sesuai perkembangan trend sekarang," jelasnya.

Sedang Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd. memberikan pelatihan Hospitality dan layanan kepada Konsumen. Membekali pengrajin dengan pengetahuan penting dalam menghadapi wisatawan dan pelanggan
daring guna meningkatkan loyalitas dan daya saing produk. (Roy)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X