Gebyar Tafsir Hadis, Lora Ismail: Harapan Saya, Mereka Tidak Jadi Buih Saja, Tapi Jadi Mutiara

Photo Author
- Rabu, 29 Januari 2025 | 09:37 WIB
Lora Ismail Al-Ascholy (kiri) memberikan materi dalam  gebyar tafsir hadis. (Sukro Riyadi)
Lora Ismail Al-Ascholy (kiri) memberikan materi dalam gebyar tafsir hadis. (Sukro Riyadi)

KRJogja.com - BANTUL - Seminar nasional gebyar tafsir hadist ke -IV dengan tema 'Aktualisasi Nilai- nilai Al Qur'an dan Hadis dalam Menghadapi Era Digitalisasi' diselenggarakan panitia pelaksana kegiatan gebyar tafsir hadis IV Dema dan LSIQH Fakultas Ushuluddin IIA An Nur Yogyakarta.

Acara yang dipusatkan di Kampus IIQ An Nur di Ngrukem Bantul Yogyakarta dibuka Pengasuh dan Ketua Yayasan An Nur, KH Muslim Nawawi. Hadir sebagai narasumber, Lora Ismail Al-Ascholy, Prof. Dr. H Abdul Mustaqim, M.Ag dengan Moderator Fatimah Fatmawati, M.Ag.

Baca Juga: Bantuan Untuk Gaza Terus Mengalir, Inggris Umumkan Paket Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp339,5 M

Dalam seminar tersebut, Lora Ismail Al-Ascholy mengatakan, bahwa dalam era digital sekarang ini sebagai masyarakat harus memiliki benar. "Kita harus memilih tafsir yang benar, jangan sampai kita terkecoh dengan penafsiran Artificial Intelligence (AI)," ujar Lora.

Dijelaskan, sejauh ini AI memiliki titik lemah. Sehingga ketika penelitian tafsir itu dicari melewat AI. Pada akhirnya akan ditemui kesalahannya juga. Terkait animo anak muda berpartisipasi dalam seminar-seminar tematik seperti Al Quran.

"Saya kira ketertarikan untuk ikut dalam seminar tematik sangat meningkat sekali perkembangannya. Para teman-teman kita dari kalangan mahasiswa ataupun pesantren. Hal tersebut sangat bagus sekali dan sangat baik," ujar Lora.

Baca Juga: Sebanyak 26 RT dan 20 Jalan di Jakarta Tergenang Akibat Hujan Deras

Hal itu kata Lora, memang menjadi bukti betapa kajian dengan keilmuan yang berasal Nabi Muhammad SAW sangat penting.

"Harapan saya mereka tidak hanya menjadi buih-buih saja, akan tetapi juga menjadi mutiara. Artinya tidak hanya suka dengan yang muncul-muncul di permukaan. Tetapi mereka tetap menyelami keilmuan yang seperti samudra ini," ujar Lora.

Sementara Abdul Mustaqim mengatakan, menfasirkan Qur'an bisa juga dengan ilmiah ataupun dengan metode lainnya. "Tetapi kita juga perlu memperhatikan bahwa dengan membuat tafsir jangan sampai salah dalam menafsirkan," ujarnya.

Ketua Panitia Pelaksana Reinaldy Dwi M mengatakan, bila gebyar tafsir, hadis yaitu agenda tahunan Fakultas Ushuluddin dan sudah sudah dilakukan empat kali.

"Dan ini gebyar tafsir hadis yang keempat. Dengan ini acaranya mengangkat tema yaitu 'Aktualisasi Nilai-nilai Al Quran dan Hadis dalam Era Digitalisasi". Tujuan dari kegiatan ini ialah mengasah kemampuan pelajar, mahasiswa dan juga santri ,santriwati," ujarnya.

Kegiatan tersebut juga merupakan bagian program kerja. "Tentunya program kerja dari Fakultas Ushuluddin, selain itu, acara ini untuk menyediakan wadah bagi para mahasiswa dan juga untuk peserta.

Tahun ini Alhamdulillah itu ada peningkatannya, sebelumnya itu hanya diikuti 70 peserta. Dan tahun ini ada 136 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah Jateng ada dan juga di DIY," ujar Reinaldy. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X