Di sela-sela kegiatan, Ahmad Bahiej juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam meneruskan tradisi ini. "Kita ingin memastikan bahwa generasi berikutnya tidak hanya paham teori, tetapi juga berperan aktif dalam praktik lapangan. Ini adalah warisan ilmiah yang harus terus kita jaga dan kembangkan," tambahnya.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai institusi, termasuk Badan Hisab Rukyat (BHR) DIY, Universitas Ahmad Dahlan, UIN Sunan Kalijaga, Pondok Pesantren Al Munawwir, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan masyarakat umum. Kehadiran berbagai elemen ini menegaskan bahwa rukyat hilal adalah momentum kebersamaan yang menginspirasi.
"Saya merasa bangga menjadi bagian dari peristiwa ini. Ini bukan hanya tentang melihat hilal, tetapi juga menyatukan keilmuan dan keimanan dalam satu panggung besar," ujar Ahmad Fauzi salah satu peserta perwakilan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) DIY.
Pelaksanaan rukyat di POB Syekh Bela Belu membuktikan bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Dengan peralatan canggih dan pendekatan ilmiah, kegiatan ini memberikan edukasi berharga bagi generasi muda tentang pentingnya astronomi dalam kehidupan beragama. Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan semangat kolaborasi lintas sektor dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan terus tumbuh.
Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif yang mempertemukan berbagai pandangan dan memperkaya pemahaman peserta terhadap pentingnya hisab dan rukyat sebagai bagian integral dari tradisi Islam. (Fie)