Krjogja.com - BANTUL - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih didampingi Sekda Bantul Agus Budiraharja SKM MKes dan pejabat terkait serta Abdi Dalem Keraton Yogyakarta melakukan tradisi jamasan atau siraman pusaka Pemerintah Kabupaten Bantul, Tombak Kyai Agnya Murni di Komplek Rumah Dinas Bantul Trirenggo, Jumat (25/7).
Tradisi jamasan pusaka ini sudah menjadi agenda kebudayaan yang rutin dilakukan sebagai salah satu rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Bantul, yang menunjukkan komitmen yang kuat terhadap warisan budaya dan spiritual.
Baca Juga: UGM Apresiasi Dedikasi Residen Obgin di Daerah 3T
Pusaka Tombak Kyai Agnya Murni ini dulunya diberikan oleh Sri Sultan HB X, pada saat upacara puncak Hari Jadi ke-169 Kabupaten Bantul, yakni pada tanggal 20 Juli 2000 di Lapangan Trirenggo.
Nama Agnya Murni mengandung makna mendalam bagi masyarakat Bantul. Yakni Agnya bermakna perintah atau aturan, sedangkan Murni melambangkan kesucian .
"Pusaka Agnya Murni bukan sekedar lambang, melainkan cerminan dari tekad untuk menjalankan pemerintahan yang bersih dan akuntabel , yang bertanggungjawab, secara hukum maupun sosial," ungkap Bupati Bantul.
Baca Juga: 500 Peserta KAI Bandara Glow Night Fun Run 90’s Bakal Lintasi Rute 5K dan 10K Tengah Kota Yogya
Tradisi siraman pusaka Tombak Kyai Agnya Murni bukan hanya sebuah upacara ritual, tetapi juga ekspresi dari semangat untuk menjaga dan meneruskan nilai- nilai kebersihan, integritas dan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
"Hal ini menjadi salah satu pijakan yang kokoh dalam membangun Kabupaten Bantul menuju masa depan yang lebih baik," imbuh Bupati Bantul.
Selain pusaka tombak Kyai Agnya Murni, juga dijamas 5 tombak pendamping yang disimpan bersama Tombak Kyai Agnya Murni di Rumah Dinas Bupati dan tombak dari masing- masing Kapanewon se Kabupaten Bantul serta pusaka milik masyarakat. Usai upacara jamasan dilanjutkan pameran pusaka jenis keris dan tombak. ( Jdm )