BANTUL, KRjogja.com – Dunia seni rupa kembali hidup di Pendhapa Art Space (PAS) Jalan Lingkar Selatan, Tegal Krapyak, Sewon, Bantul. Dua perupa asal Jawa Timur, Agus Wicak dari Magetan dan Zakimuh dari Trenggalek, memamerkan 62 karya lukis bertema sarat kritik dan refleksi sosial dalam dua pameran tunggal bertajuk "Biodiversity" dan "Parodi", yang digelar sejak Sabtu (19/7/2025) dan akan berlangsung hingga Jumat (1/8/2025) mendatang.
Kedua pameran yang dikurasi oleh Heri Kris ini dibuka oleh pengusaha sekaligus apresiator seni rupa, Gunadi Karjono, dan terbuka untuk umum.
“Karya-karya keduanya hadir dalam satu napas kritik sosial. Agus menyentuh isu biodiversitas yang terancam, sedangkan Zakimuh mengangkat satir perilaku manusia modern yang makin tak terkendali,” ujar Heri Kris, kurator pameran.
Burung-Burung dan Alam yang Hilang
Dalam pameran "Biodiversity", Agus Wicak menampilkan 30 lukisan yang memadukan gaya surealis dan simbolisme. Karyanya banyak menampilkan sosok-sosok burung dalam lanskap alam yang terdegradasi, mulai dari sawah yang berubah jadi beton hingga langit yang kehilangan kicauan alami.
“Saya memang suka binatang, terutama burung. Dari situlah saya mulai memvisualkan keprihatinan terhadap alam lewat lukisan. Ini pameran tunggal saya yang kedua setelah sebelumnya di Magetan,” ujar Agus Wicak.
Parodi Tajam dan Sindiran Sosial
Sementara itu, Zakimuh, yang lahir di Malang pada 17 Desember 1975 dan kini menetap di Trenggalek, memamerkan 32 karya lukis bertema "Parodi". Karyanya menghadirkan figur-figur manusia yang digambarkan berlebihan, aneh, bahkan lucu, namun membawa pesan satir dan tajam.
“Saya angkat kritik sosial tentang gaya hidup manusia modern yang makin konsumtif, tergantung teknologi, dan menjauh dari alam. Semoga bisa menyentuh hati lewat visual yang jenaka tapi menyentil,” kata Zakimuh. (cil)
Ruang Apresiasi dan Refleksi
Gunadi Karjono, yang membuka pameran, menyampaikan apresiasi atas keberanian kedua seniman tampil dengan gaya khas masing-masing.
“Saya melihat karya-karya yang dipajang memiliki daya tarik kuat, penuh pesan. Ini pantas diapresiasi. Sangat senang ada pameran tunggal dari seniman asal Jatim di Yogyakarta,” ungkap Gunadi.