Merti Bumi Selarong, Warisi Spirit Juang Pangeran Diponegoro

Photo Author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 21:20 WIB
Masyarakat menampilkan kreativitas dalam prosesi kirab Merti Bumi Selarong. (Sukro Riyadi)
Masyarakat menampilkan kreativitas dalam prosesi kirab Merti Bumi Selarong. (Sukro Riyadi)

Krjogja.com - BANTUL - Ribuan orang mengikuti prosesi kirab Merti Bumi Selarong, Minggu (26/10). Kegiatan dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi ke -79 Kalurahan Guwosari Pajangan dimulai dari balai desa menuju Goa Selarong.

Upacara adat tersebut merupakan sistem kepercayaan dan perilaku secara turun-temurun dan mengandung nilai-nilai dan makna simbolis untuk menguatkan ikatan antara anggota masyarakat.

Baca Juga: Dimas Diajeng Jogja 2025 Jadi Duta Pariwisata dan Duta CBP Rupiah

Kirab Merti Bumi Selarong dilepas Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Kabupaten Bantul,
Afif Umahatun, S.H bersama Lurah Guwosari Pajangan Masduki Rahmad, SIP.

Ketua Panitianya kegiatan HM Juremi didampingi Pelaksana Kegiatan kirab bregada dalam rangka Hari Jadi Kalurahan Guwosari, Yudi Susanto mengatakan, landasan sosiologis upacara adat tradisi terletak pada perannya sebagai alat perekat sosial, media transfer nilai, serta fungsi ritual yang memberikan rasa aman dan makna bagi komunitas.

Berawal dari hal itu perlu diselenggarakannya upacara adat Merti Bumi Selarong dengan tujuan membentuk jiwa kepahlawanan.

Baca Juga: DPRD Purworejo 2025 Gelar Apresiasi Seni Cintai Budaya dan Hormati Tokoh Inspiratif

Artinya pengorbanan dan teposaliro Pangeran Diponegoro menjadi inspirasi warga Guwosari dalam berkiprah membangun kalurahan. "Kemudian nilai-nilai tradisi relegi dan sosial kemasyarakat sebagaimana yang tersimbol dalam Merti Bumi Selarong dimaknai sebagai bentuk yang positif karena akar budaya yang mapan," ujar Juremi.

Sementara Yudi Susanto menambahkan, tujuan kegiatan tersebut ialah sebagai bahan renungan bagi seluruh masyarakat dan para pamong di Guwosari.

"Dari kegiatan tersebut tidak kalah penting ialah melestarikan budaya adiluhung yang ada di masyarakat serta meningkatkan pariwisata di Guwosari terutama di Goa Selarong," ujar Yudi.

Prosesi Merti Bumi Selarong diawali dengan kirab budaya mengusung Tombak dan songsong, Pitung Kendi Toyan Langgeng serta gunungan hasil bumi.

Bregada mulai bergerak dari halaman Kalurahan Guwosari menuju ke Goa Selarong. Setelah sampai di pelataran Goa Selarong, tombak dan songsong kebesaran ditempatkan pada tempat yang disiapkan.

Sementara Pitung Kendi Toyan Langgeng diserahkan kepada para penari untuk dibawa ke depan Goa Lanang. Setelah sampai di depan Goa Lanang, Pitung Kendi Toyan Langgeng dijadikan satu dalam kemaron.

"Makna yang terkandung dalam simbolisasi, Pitung Kendi Toyan Langgeng adalah air yang diambil dari sumber mata air di Guwosari yang selama ini tidak pernah kering. Makna yang terkandung mintalah pitulung dalam segala urusan dengan sumbernya yang tidak pernah kering yakni Allah SWT.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X