KRJOGJA.com YOGYA - Sebagai wujud tasyakuran, rasa syukur kepada Allah SWT, Peringatan HUT ke-29. Paguyuban Trah Ng DSDISK Sultan Hamengku Buwono II juga untuk mengumpulkan dan merekatkan seluruh kerabat HB II agar tidak "kepaten obor" (putus komunikasi). Menjadi upaya regenerasi anak cucu HB II untuk melestarikan budaya dan tradisi luhur Yogya.
"Agar seluruh keluarga/kerabat mengetahui jati diri, sebagai keturunan Mataram Jawa bisa disebut trahing kusuma, rembesing madu," tutur Ketua Panitia Dr R Agung Purwandono Saleh MPd dalam pembukaan acara, Minggu (23/11) di Hotel Matahari, Jalan Parangtritis 123 Yogya.Pembukaan dirangkai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum Trah Ng DSDISK Sultan HB II, R Suyitno atau KRT Radya Nala Pratala SH MH diberikan pada tamu undangan Penghageng Kraton Ngayogyakarta GKR Condrokirono yang diwakili KRT Kusumanegara, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti SSos MM.
Serta diserahkan pada tokoh masyarakat mantan Bupati Bantul dan Anggota DPR RI dua periode yang kini menjabat Dirut SKH Kedaulatan Rakyat Drs HM Idham Samawi. "Dari HB II anak keturunan diketahui terbagi 80-an golongan yang sudah terkumpul saat ini sekitar 31 golongan," papar R Suyitno.
Acara yang diikuti seratusan anggota/pengurus trah ini berlangsung semarak dalam tradisi Jawa yang kental dengan pembagian doorprize, hiburan lagu, musik, tari beksan golek ayun-ayun Gagrak Ngayogyahadiningrat, senam taiji. Juga pembacaan kisah perjalanan dan perjuangan HB II dari muda hingga Jumeneng Sultan HB II. "Apresiasi pada Paguyuban Trah HB II yang nguri-uri tradisi dan budaya luhur dengan persaudaraan yang erat," ucap Idham Samawi. (Vin)