SEJAK 2009, Kontes Robot Indonesia (KRI) Nasional me-nambah satu kompetisi yangsangat spesifik dan hanya ada di Indonesia, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). Tujuannya seperti diungkap Ketua Dewan Juri KRI Nasional 2018, adalah jelas.Â
Sekalipun anak-anak muda itu bergerak di dunia teknologi robot diharapkan juga mengenal seni budaya Indonesia. Dan seni budaya itu, bisa diterapkan dengan robot.â€Dan panitia selalu meng-ambil tari tradisional Indone- sia,†tegas Wahidin Wahab,Senin, (9/7) di Sportorium UMY.
Dalam kontes ini ungkapnya, robot akan menari tarian yang ditentukan dengan mengikuti musik yang ada. Meski tidak hafal tarian tradisional apa saja yang pernah digunakan untuk kontes, Wahidin menyebut bila pertamakali diselenggarakan dengan tema Tari Pendet. Kemudian ada Tari Piring, Kelana Topeng dan lainnya. Ketika 2015 silam KRI diselenggarakan di UMY, KRSTI mengambil tema Tari Jaipong.
â€Tahun ini kami mengambil tema Tari Remo asal Jombang. Panitia memang menganekaragamkan tarian Indonesia. Jadi berganti-ganti temanya,†ungkap Wahidin.
Baca juga;Â
48 PT Ikuti Kontes Robot di UMY