krjogja.com - BANTUL - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY berbagi telur untuk warga Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogya sebagai aksi pencegahan resiko stunting, Selasa (22/8/2023). Aksi tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY Srie Nurkyatsiwi, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY Dra. Andi Ritamariani MPd. dan Kepala Desa Sriharjo Imogiri, Titik Istiyawatun Khasanah, S.I.P.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY Srie Nurkyatsiwi menjelaskan jika dalam penanganan stunting tersebut bersinergi dengan beberapa lembaga ataupun wilayah.
"Kami memiliki target 15 kecamatan dalam penanganan kemiskinan, salah satunya stunting. Secara fakta, stunting tidak hanya melekat pada orang miskin. Namun seharusnya ada ruang edukasi atau pola budaya konsumsi makanan, salah satunya telur ayam," papar Siwi.
Baca Juga: Eksekusi Rumah di Jalan A Yani Berakhir Sukarela
Pemda melalui Dinas Koperasi dan UMKM DIY mengalirkan dana keistimewaan tahun 2023 melakukan pengadaan telur yang bertujuan mencegah stunting. Dalam pengadaan telur, pihaknya menggandeng peternak-peternak yang ada di wilayah DIY.
"Peternak yang ikut E-katalog, produknya dilibatkan dalam aksi ini. Telur-telur tersebut bisa dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat," papar Siwi.
Dalam program penanganan stunting tersebut ada monitoring dan evaluasi melalui sistem Sibakul baik progres dari hulu ke hilir. Hal itu bertujuan untuk mengangkat koperasi dan kompetensi si peternaknya.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY Dra. Andi Ritamariani MPd. turut menuturkan jika dari BKKBN memiliki pendamping keluarga yang tersebar di kalurahan.
"Salah satu tugas dari pendamping keluarga adalah penimbangan posyandu. Masyarakat diharapkan memiliki kartu kembang anak yang mana bisa menjadi data baru penunjang peta stunting," ucap Andi.
Kepala Desa Sriharjo Imogiri, Titik Istiyawatun Khasanah, S.I.P. menjabarkan akan ada pembagian telur untuk ibu hamil dan anak-anak bawah dua tahun di 13 padukuhan. Pihaknya akan mengalokasikan segenap anggaran, mulai dari bantuan dari BKKBN, puskesmas, Bumdesma Pamor mandiri di kapanewon. Dalam proses berbagi telur tersebut tidak mudah karena harus melakukan edukasi.
"Telur adalah makanan paling mudah untuk menaikkan berat badan. Telur yang kami berikan ke warga tidak mentah melainkan telur rebus. Agar tepat sasaran pada ibu hamil dan anak-anak baduta," jelas Titik.
Bahwasanya Desa Sriharjo sebagai Desapreneur saat ini memiliki 140 kader dan memberi edukasi dalam posyandu. “Jika ada yang alergi telur dan sudah terverifikasi, maka kami kan mengganti protein yang lain," tandasnya.(*)