bantul

Manajemen Amartha Sambangi Warga Binaan Pengrajin Kulit Manding

Senin, 28 Agustus 2023 | 20:50 WIB
Shiva selaku ‘PR’ PT Amartha (kanan) melihat dari dekat hasil produksi kerajinan kulit dan vinyl warga Manding, Bantul, Ismawati (Abrar Koto)

Krjogja.com, BANTUL - Manajemen PT Amartha Mikro Fintek Jakarta ternyata memiliki warga binaan khusus kaum perempuan yang ada di pedesaan di beberapa provinsi di Indonesia termasuk DIY. Di DIY, Amartha punya warga binaan dengan membantu meminjamkan dana di daerah Banguntapan, Bambanglipuro dan Manding Bantul.

Di daerah Manding, Amartha punya warga binaaan Ismawati, salah seorang pengrajin kulit perempuan yang memproduksi tas kulit, sabuk kulit (kulit asli), gantungan kunci, clipboard (untuk tempat menulis) dan banyak lagi yang lain.

“Selain menggunakan bahan dari kulit asli, kita juga memakai bahan vinyl. Kami memiliki 3 karyawan . Kita memproduksi tas, gantungan kunci dan sebagainya tergantung pesanan. Hasil produksi kami ada yang dijual di luar DIY, Malioboro bahkan ada yang di eksport ke Korea, seperti Clipboard,” ujar Ismawati saat disambangi ‘PR’ PT Amartha Mikro Fintek Jakarta, Shiva Vinneza dan kawan-kawan.

Baca Juga: Kawasan Wisata Religi di Boyolali Akan Segera Terwujud

Menurut Ismawati, pihaknya dalam mengembangkan usahanya dibantu Amartha berupa dana untuk tambah modal. Pihaknya dibantu Amartha sudah memasuki tahun ke-4.

“Pinjam sama Amartha pencairan dananya cepat dan tidak ribet. Beberapa waktu yang lalu kita pinjam ke Amartha sebesar Rp 8 juta. Kita mengembalikan cicilan pinjaman perminggu , ada petugas lapangan dari pihak Amartha yang ditempatkan di Bantul,” paparnya.

Lebih lanjut dikatakan Ismawati, dalam memproduksi berbagai kerajinan kulit ada suka dukanya. Sukanya, adalah kalau bikin tas kulit keuntungannya banyak.

Baca Juga: Monumen Antroposen, Proyek Budaya Bermaterial Sampah Plastik 

“Kita lebih dikenal masyarakat sebagai pengrajin kulit. Selain itu, saat memproduksi bisa dikerjakan di rumah, ketimbang ikut orang. Sedangkan untuk dukanya, kalau lagi sepi orderan, ya jarang orang yang memesan, seperti saat pandemi covid-19 lalu, minim penghasilan. Paling masuk 1-2 . Setelah pandemi, kita mulai bangkit dan berkembang lagi,” imbuh Ismawati.

Brand Manager (BM) Amartha Dian Astuti yang membawahi Point Amartha di Bambanglipuro Bantul meliputi 7 Kepanewon, yaitu Bambanglipuro, Bantul, Pajangan, Pandak, Srandakan, Sanden dan Kepanewon Kretek, termasuk warga yang ada daerah Manding.

Sementara itu, Shiva Vinneza menambahkan, pihaknya membantu dana kepada warga Manding Ismawati , seorang pengrajin kulit sudah memasuki tahun ke-4.

Baca Juga: Peringati Sebelas Tahun Keistimewaan DIY, Bambanglipuro Gelar Budaya

“Pertama kalinya kita membantu dana sebesar Rp 5 juta, sekarang kita membantu dana karena produksinya terus meningkat kita naikkan jumlah peinjaman menjadi Rp 9 juta selama 50 minggu dengan dicicil setiap minggu," kata Shiva.

Pihaknya memimjamkan dana ini khusus bagi ibu-ibu pengrajin di pedesaan, dengan cara berkelompok. Kebetulan Bu Ismawati ini tergabung dengan kelompok Majelis Manding yang terdiri 10 hingga 15 orang.

Dia juga meminjamkan dana kepada orang- perorangan yang dicicil atau diangsur setiap minggu, yang didatangi petugas lapangan kami yang dikoordinir Dian Astuti. "Kita meminjamkan dana maksimal Rp 15 juta. Kalau lebih dari itu, kita bekerja sama dengan pihak Bank,” tndasnya. (Rar)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB