Krjogja.com - BANTUL - Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY melakukan pendampingan pada mahasiswi penghuni University Residence (Unires) UMY. Hal tersebut menyusul kejadian meninggalnya mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial SMQ (18) yang jatuh dari lantai empat gedung, Senin (2/10/2023).
Muhammad Arif Rizqi, S.Psi., M.Psi, Kepala Divisi Konseling dan Kesejahteraan Mahasiswa, LPKA UMY mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pembina dan pengelola Unires untuk memberikan dukungan berupa pendampingan psikologis. Pendampingan psikologis sudah dilakukan sejak Selasa (3/9/2023) malam kepada 150 orang yang tinggal di Unires Putri dengan memetakan kategori yang perlu diprioritaskan dan dilakukan hingga dua minggu ke depan.
Baca Juga: Matchday Kedua Liga Europa, Liverpool Jadikan Union Saint-Gillois Pelampiasan?
“Ada dua kategori, yang kami sebut ring 1 dan ring 2. Ring 1 yang memang terdampak cukup signifikan, yaitu teman sekamar, satu lorong dan satu jamaah dengan korban. Kemudian ring 2 yang memang mereka mengetahui tapi masih dalam kondisi yang belum terlalu terdampak, tapi tetap kami berikan pendampingan," ungkapnya dalam siaran tertulis, Rabu (4/10/2023).
Menurut Arif, pendampingan psikologis tersebut dimulai dari kategori ring 1 yang memang menunjukkan gejala klinis cukup berat termasuk juga kepada pendamping asrama yang beberapa diantaranya terdampak secara emosional karena mengenal dan mendampingi korban selama proses di unires. Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan pendampingan psikologis kepada kelompok ring 2 dengan memberikan motivasi, mengajak mereka agar lebih berfokus, kemudian kami ajarkan juga teknik stabilisasi emosi dengan relaksasi pernafasan.
Baca Juga: Festival Creative LPS 2023, Ajang Berkreasi Para Sineas Muda Yogya
Selanjutnya, LPKA UMY membagi kelompok ring 1 menjadi ring 1a dan ring 1b, masing-masing didampingi oleh konselor dengan metode group therapy. Pendampingan ini dilakukan dengan tujuan memberikan dukungan emosional kepada mereka yang sangat dekat dengan korban.
“Karena saya melihat banyak emosi-emosi yang muncul, di akhir bahkan ada yang cukup lama butuh physical touching, dipeluk oleh konselornya cukup lama. Itu menandakan bahwa mereka sangat butuh dukungan dan alhamdulilah mereka juga terbuka untuk bercerita," sambungnya.
Baca Juga: MAN 1 Yogyakarta Juara 1 Madrasah Moderasi Beragama Tingkat Nasional
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa LPKA UMY telah melakukan evaluasi dan menyusun program pendampingan lanjutan bagi pendamping senior dan asisten pendamping senior di Unires Putri. Nantinya para pendamping akan menjadi mentor bagi mahasiswi yang tinggal di asrama Unires intensitas kebersamaan.
“Mudah-mudahan semua pihak bisa menyikapi kejadian ini dengan bijak berkomentar, dan memberikan respon, karena semangat kita dengan kejadian ini adalah semangat untuk bersatu. Bukan semangat untuk mencari siapa yang salah, bukan semangat untuk saling memojokkan, tapi dengan ayo bareng-bareng. Dengan kejadian ini kita bisa semakin bersatu,” pungkasnya. (Fxh)