KRjogja.com - BANTUL - Sampah refuse-derived fuel (RDF) dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul mulai dikirim ke pabrik semen milik SBI di Cilacap, Kamis (10/10/2024). Pengiriman perdana ini ditandai prosesi pemecahan kendi oleh Pjs Bupati Bantul, Adi Bayu Kristanto didampingi Direktur Utama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), Asri Mukhtar dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani.
Dalam sambutannya, Pjs Bupati Bantul, Adi Bayu Kristanto berharap kerja sama dengan SBI ini menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Bantul. “TPST Argodadi menjalankan sistem reduce, reuse & recycle (TPST3R) di tingkat desa/kelurahan yang membantu mengolah sampah. Kami juga memiliki Rumah Pilah Sampah di setiap padukuhan yang didukung oleh anggaran Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Padukuhan (PPBMP). Maka, kerja sama yang kami lakukan dengan SBI ini menjadi faktor yang melengkapi rantai upaya pengelolaan sampah berkelanjutan,” tutur Adi Bayu.
Kabupaten Bantul dengan 17 kecamatan memiliki potensi timbulan sampah mencapai 440 ton per hari. TPST yang berlokasi di Argodadi dapat menampung hingga 440 ton sampah per hari yang akan dikelola untuk menghasilkan sekitar 60 ton RDF setiap harinya. Pada kondisi operasional yang optimal, maka TPST Argodadi berpotensi memasok RDF sebanyak 15 – 30 ton per hari ke pabrik SBI di Cilacap. Ke depan, potensi tersebut dapat ditingkatkan seiring selesainya pembangunan fasilitas RDF di beberapa TPST.
Baca Juga: PSSI Melayangkan Protes Terhadap Wasit Ahmed Al Kaf Pasca Laga Menegangkan Melawan Bahrain
Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul atas realisasi pengiriman perdana RDF ini dan harapannya terhadap kesinambungan untuk membantu menciptakan lingkungan yang bebas sampah dan bersama-sama mencapai Net Zero Emission 2060.
“Ini sejalan dengan visi SBI dalam hal pembangunan berkelanjutan, khususnya melalui pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi di pabrik kami. Sebagai pelopor penerapan teknologi RDF di Indonesia, SBI memiliki wawasan, pengalaman, dan keahlian untuk menjadi bagian dari solusi mengatasi sampah dan pada saat yang bersamaan, membantu kami menjalankan operasi pabrik yang lebih ramah lingkungan," kata Asri Mukhtar.
Selain memiliki lini bisnis bahan bangunan berupa semen dan produk turunannya, SBI juga memiliki divisi pengelolaan limbah ramah lingkungan yang bernama Nathabumi. Melalui Nathabumi, SBI telah menjalin kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah seperti Pemerintan Provinsi (Pemprov) Jakarta, Pemprov Aceh, Pemkab Purwakarta, Pemkab Cilacap, Pemkab Banyumas, Pemkab Wonosobo, Pemkab Temanggung, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemkab Bantul, Pemkab Sleman, Pemkab Banyuwangi, Pemkab Sumenep, dan Pemkab Jembrana di Bali.
Baca Juga: Ditlantas Polda DIY Perkenalkan Inovasi Baru untuk Layanan SIM: Lebih Mudah dan Cepat!
Selain bersinergi dengan instansi pemerintah, Nathabumi juga menyediakan jasa pengelolaan limbah industri ramah lingkungan, serta memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar alternatif yang lebih rendah karbon untuk substitusi sebagian batu bara. Pemanfaatan bahan bakar alternatif ini dilakukan SBI dengan menggunakan metode co-processing di pabrik semen, di mana tanur semen yang memiliki temperatur hingga 1.500 derajat Celcius mampu memusnahkan limbah tanpa residu. (Fie)