Krjogja.com - Bantul - Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyemprotkan disinfektan di Pasar Hewan Imogiri, Selasa (14/1). Langkah tersebut sebagai upaya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bantul tidak semakin meluas. Hingga kini sedikitnya 32 sapi meregang nyawa akibat serbuan PMK dan ratusan sapi dalam kondisi sakit. Sedang dari pemerintah pusat mengalokasikan 30.000, dosis vaksin untuk penanggulangan PMK di Bantul.
"Harapan kami dengan adanya penutupan ini akan memutus rantai penyebaran virus PMK. Oleh karena itu, pada hari ini juga kami menutup Pasar Hewan Imogiri. Walaupun kami telah menyemprotkan disinfektan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo disela penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Imogiri.
Joko menjelaskan, penyemprotan disinfektan tersebut, mengingat Pasar Hewan Imogiri sangat ramai dengan pedagang hewan ternak dari berbagai daerah di DIY dan sekitarnya. "Pasar Hewan Imogiri, saya mengetahui kondisinya. Ketika pasaran itu biasanya mencapai 600 sampai 700 ekor masuk di pasar ini. Tetapi para pedagang sudah tahu tentang bahaya PMK," ujarnya.
Baca Juga: Bupati Wabup Karanganyar Segera Dilantik, Segini Gaji dan Tunjangan Rober-Adhe
Joko menjelaskan, dengan kondisi tersebut sekarang ini terjadi penurunan cukup signifikan karena kesadaran dari pedagang menjaga hewan ternaknya tidak terkena PMK. "Insya Allah diakhir bulan Bulan Januari ini 30. 000 dosis vaksin dan Februari nanti kita menunggu dari pusat. Tapi kami dari dinas juga mengusulkan lewat dana BTT untuk pengadaan obat ini dan masih dalam perhitungan," ujarnya.
Menurutnya, selama ini kasus PMK di Kabupaten Bantul menyerang hewan ternak sapi sedang kambing dan domba masih aman. "Sehingga kita hanya menutup Pasar Hewan Imogiri yang setiap pasaran untuk ternak sapi,"ujarnya. Terkait dengan vaksin sebanyak 30.000, dosis nantinya akan dialokasi periode Februari -September. (Roy)