bantul

Membidik Hilal, Merajut Keilmuan dan Keimanan

Sabtu, 29 Maret 2025 | 21:35 WIB
Persiapan rukyatul hilal di bukit Syekh Bela Belu Parangtritis (.(Foto: Istimewa))

 


Krjogja.com, BANTUL - Meski posisi hilal dipastikan masih di bawah ufuk, POB Syekh Bela Belu, Parangtritis, Bantul, tetap menjadi saksi berkumpulnya para ahli falak, akademisi, ormas Islam, dan masyarakat dalam diskusi hangat tentang posisi hilal, Sabtu (29/03/2025). Rukyat kali ini bukan sekadar pengamatan, tetapi momentum merajut keilmuan, syiar Islam, dan ukhuwah Islamiyah.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Dr. H. Ahmad Bahiej, SH., M.Hum, menegaskan, rukyat hilal adalah bentuk dedikasi terhadap pengembangan ilmu falak dan implementasi nyata dari hisab. "Rukyat ini bukan sekadar tradisi, tetapi dedikasi kita pada ilmu falak. Ini adalah implementasi hisab yang mengajarkan kita bahwa ilmu pengetahuan dan iman berjalan beriringan," ujarnya.

Ditambahkan, kegiatan ini menunjukkan betapa Islam menghargai keilmuan sebagai bagian dari syiar dan kecintaan pada astronomi. Selain itu, Ahmad Bahiej menekankan bahwa rukyat adalah momen penting untuk menguji akurasi perhitungan hisab sekaligus memperkuat rasa persaudaraan dan kolaborasi antar berbagai elemen umat Islam.

Baca Juga: Ada Kabar Baik, Mohamed Salah Makin Dekat dengan Kontrak Baru dari Liverpool

Berdasarkan data yang dikumpulkan, posisi hilal saat ghurub menunjukkan tinggi hakiki -241'42" dengan elongasi 006'31". Dengan posisi tersebut, hilal dinyatakan mustahil terlihat. Oleh karena itu, Ramadan digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Kabid Urais Kementerian Agama DIY, Sa'ban Nuroni, menekankan bahwa pelaksanaan rukyat ini tidak hanya penting untuk memastikan keakuratan hisab, tetapi juga untuk mempererat ukhuwah Islamiyah.

"Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita dalam menjaga tradisi Islam yang ilmiah. Diskusi dan kolaborasi yang terjadi di sini menunjukkan bahwa kita selalu berusaha menyelaraskan ilmu dan iman," tuturnya. Sa'ban juga menambahkan bahwa laporan hasil rukyat ini telah disampaikan ke Kementerian Agama RI sebagai bagian dari bahan Sidang Itsbat untuk penentuan 1 Syawal 1446 H.

 

Baca Juga: Bagi 1.629 Pemudik Konsumen Loyal Honda Tiba di Yogyakarta

Kepala BMKG DIY, Ardhianto Septiadi, juga memberikan penjelasan terkait kondisi cuaca selama beberapa hari terakhir.

\"Selama beberapa hari sebelum dan setelah rukyat, cuaca cenderung mendung dengan potensi hujan ringan dan deras. Namun, meski tidak dilakukan pengamatan karena posisi hilal di bawah ufuk, kondisi ini tidak menghalangi antusiasme para peserta untuk berdiskusi dan berbagi ilmu," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Badan Hisab Rukyat (BHR) DIY, Mutoha Arkanuddin, menambahkan, posisi hilal yang berada di bawah ufuk telah sesuai dengan perhitungan hisab yang dilakukan sebelumnya. "Dengan elongasi yang sangat kecil dan tinggi hilal negatif, mustahil ada kemungkinan hilal terlihat. Ini membuktikan bahwa hisab kita sangat akurat dan perlu terus dikonfirmasi dalam momen-momen seperti ini," jelasnya.

 Ahmad Bahiej juga menambahkan, kegiatan rukyat ini menjadi wujud nyata komitmen Kementerian Agama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan membuktikan keakuratan hisab. "Ini adalah dedikasi terhadap pengembangan ilmu falak dan membuktikan bahwa hisab dan rukyat berjalan seiringan. Kita tunjukkan bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan keimanan," katanya.

 

Halaman:

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB