bantul

Dinas Imbau Peternak Waspada, Penyakit 'Lato-lato' Mulai Serang Hewan Ternak di Bantul

Selasa, 8 April 2025 | 17:50 WIB
Sapi milik peternak dari Kandang Kelompok 45, Depok Kalurahan Parangtritis Kretek Bantul kondisinya sudah membaik . (Sukro Riyadi)

KRJogja.com - BANTUL - Peternak sapi di Kabupaten Bantul kini tengah landa kecemasan setelah munculnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau oleh masyarakat lebih sering disebut dengan "lato-lato".

Bahkan satu ekor sapi milik Awal Aryadi, peternak dari Kandang Kelompok 45, Depok Kalurahan Parangtritis Kretek Bantul, dilaporkan terinfeksi penyakit tersebut. Ketika sapi sudah terjangkiti penyakit LSD ditandai dengan benjolan-benjolan dikulit hewan. Sebagaimana diketahui penyakit LSD sempat mewabah tahun 2022–2023 lalu.

Baca Juga: Kecelakaan Bathara Kresna, Daop 6 Yogyakarta Dukung Peningkatan Keselamatan Penjaga Perlintasan

“Saya baru menyadari dua hari ini, Minggu sore itu ketika ke kandang, saya lihat sapi saya itu jalannya aneh. Lalu saya konfirmasi dokter hewan dan tim. Benar, ada satu sapi saya yang terkena LSD,” ujar Awal, Selasa (8/4).

Meski terserang penyakit lato-lato, kondisi kesehatan sapi tidak sepenuhnya memburuk. Namun dampak yang sangat kelihatan ialah, nafsu makan dan minumnya terus menurun. Sejauh ini sapi tersebut telah mendapat penanganan berupa penyuntikan sebanyak dua kali dan saat ini sudah mulai membaik. “Dulu tahun 2023 juga pernah ada kasus satu ekor di kandang. Dan bisa sembuh, tetapi paling penting ketika sudah terjangkiti memang butuh penanganan cepat,” jelas Awal.

Sedang upaya pencegahan penularan, sapi yang sudah terinfeksi LSD langsung dipisahkan dari ternak lainnya. Awal menjelaskan, kendati LSD tidak seganas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun penyakit LSD berpotensi menular antar hewan ternak bila tidak segera ditangani.

Baca Juga: Panggung 'On the Record', Komunikasi Politik Terbuka ala Presiden Prabowo

"Kemarin dari Puskeswan sudah datang ke kandang untuk menyuntik sapi milik saya. Dua hari lagi disuntik kembali dan nanti dilihat perkembangannya seperti apa," jelas Awal.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo SPt MSi tidak menampik bila terdapat beberapa kasus LSD yang kembali muncul di Kabupaten Bantul. “Memang sudah ada laporan dari beberapa peternak bila sapinya terinfeksi LSD, jumlahnya tidak signifikan. Kasus ini sedang ditangani tim di lapangan dan semoga bisa dikendalikan,” ujar Joko.

Joko menjelaskan, LSD bukan penyakit zoonosis dalam artinya tidak menular ke manusia. Tetapi tetap harus diwaspadai karena bisa mengganggu produktivitas ternak. Sejauh ini penanganan dilakukan melalui penyuntikan obat, bukan vaksinasi seperti pada PMK.

“Kami dari Pemerintah Bantul mengimbau seluruh peternak segera melapor jika menemukan tanda-tanda LSD hewan ternaknya. Dengan penanganan cepat, penyebaran bisa dicegah,” ujarnya.

Tidak kalah penting, peternak harus rutin membersihkan kandang, menjaga kebersihan hewan ternak dan menghindari kontak dengan hewan dari kandang lain tanpa pengawasan medis. (Roy)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB