Krjogja.com - BANTUL - Peletakan batu pertama pembangunan asrama putra Panti Asuhan Amanah Al Ma'uun digelar Minggu (26/10). Asrama tersebut dibangun dengan pertimbangan agar penghuni panti putra dan putri berada ditempat berbeda. Meski dengan modal awal seadanya.
Namun pengelola panti optimis dengan dukungan donatur dan masyarakat gedung asrama bisa terealisasi. Dalam acara tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul, Sukrisna Dwi Susanta MSi.
Baca Juga: Samben Sedayu Gelar Merti Dusun, Ini Kemeriahan Tradisinya
Ketua Yayasan Panti Asuhan Amanah Al Ma'uun, HM Sukirno mengatakan, jika selama ini penghuni panti, putra dan putri masih dalam satu atap.
"Pola pengasuhan antara laki -laki dan perempuan itu berbeda. Hal itu menjadi pemikiran tersendiri supaya nanti ada ketenangan. Kalau bercampur itu punya resikonya sangat besar, itu sebenarnya yang melatarbelakangi kami 'nekat' memulai pembangunan asrama putra lantai tiga ini. Insya Allah meski kami bermodal sangat minim, demi kepentingan anak yatim Insya Allah diberikan jalan oleh Allah SWT," ujar Sukirno.
Sukirno mengakui, bila ide dalam membangun asrama putra tersebut terbilang sangat nekat. "Kami sebenarnya masih sangat minim modalnya, belum signifikan, belum beberapa.
Namun beberapa temen saya meyakini pada Allah bahwasanya Insyaallah kita niat untuk kepentingan anak yatim dan untuk kebaikan kami bisa. Kami tidak menarget waktu sampai kapan harus jadi. Kami menyesuaikan alur dari Allah SWT, itu yang kami yakini," ujarnya.
Sukiran juga menjelaskan, bahwa pembangunan asrama putra dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja.
" Selain kami membangun untuk kepentingan tempat tinggal anak yatim putra, kami juga punya tujuan lain yaitu untuk memberdayakan masyarakat sekitar sekaligus untuk membantu ekonomi mereka," ujar Sukirno.
Dijelaskan, dalam proses pembangunan asrama tersebut Yayasan Panti Asuhan Amanah Al Ma'uun merencanakan secara matang dengan melibatkan konsultan profesional. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan terkait dengan konstruksi bangunan.
Sejauh ini penghuni panti berjumlah 35 orang, kemudian 96 anak tinggal diluar dan menjadi anak asuh dari panti.
"Sampai dengan Bulan Oktober 2025 ini kami sudah meluluskan 76 anak, dari jumlah tersebut, jenjang S1-nya alhamdulillah ada lima, dan sisanya itu jenjang SMA, SMK dan sudah kami kembalikan ke orang tua ke keluarga. Sedang penghuni panti tidak hanya dari lingkup Kabupaten Bantul dan DIY, ada yang dari Padang, ada dari Kalimantan Barat dan Tangerang," ujar Sukirno.(Roy)