bantul

Cerita Siswa SRMA 19, Dari Rindu Keluarga Hingga Perjuangan Cita-cita

Kamis, 6 November 2025 | 16:10 WIB
Siswa-siswi SRMA 19 Bantul sedang berdialog dengan gurunya, Kamis (6/11/2025). ( Surya Adi Lesmana)


KRjogja.com - Bantul - Ada banyak cerita dari Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul yang berlokasi Sonosewu, Kasihan, Bantul. Sekolah asrama yang bertujuan memberikan pendidikan setara bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

SRMA 19 Bantul menerapkan sistem boarding school yang siswanya tinggal di asrama dan seluruh kebutuhan diantaranya pakaian, makanan dan perlengkapan sekolah disediakan pemerintah.

Baca Juga: FLS3N 2025 Hadirkan Ruang Berkarya dan Kolaborasi bagi Pelestari Budaya di Masa Depan

Program ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar percaya diri dan dapat meraih cita-cita mereka.

Difasilitasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), KRJogja.com bisa menyaksikan langsung kehidupan dan suasana belajar mengajar di SRMA 19 pada Kamis (6/11/2025).

Salah satunya cerita dari Dwi Hidayat, seorang siswa SRMA 19 Bantul yang menyampaikan kesannya sejak pertama kali menempuh pendidikan di sekolah ini.

Awalnya, Dwi masuk ke sekolah ini usai ia tamat SMP tatkala mendapat tawaran dari pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca Juga: 200 Anak Ikuti Khitanan Massal Hari Jadi ke-108 Karanganyar di Masjid Agung Madaniyah

"Jujur di sini menyenangkan sekali, banyak teman dan di sini ada 200 anak yang logatnya juga berbeda-beda. Kami bisa belajar bahasa yang mungkin di daerah kita enggak ada. Jadi bisa sharing juga," kata warga Kulonprogo ini.

Ia mengaku, proses sosialisasi bersama teman-teman lancar dan tak ada masalah. Tak ada sama sekali di antara mereka yang saling menjelekkan.

"Karena di sini kan backgroundnya sama, dari kalangan yang kurang mampu.
Jadi saling curhat, saling memberikan saran dan di sini semuanya saling sharing," ungkap Dwi yang didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Alfian Ihsan Prayoga SPd dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Lilik Eka Saputra SPd.

"Bahkan untuk bullying tidak ada. Karena apa? Karena di sini memang sama derajatnya, mengutamakan kesolidaritasan dan persaudaraan," ucapnya.

Pun dengan para guru dan wali asuhnya. Mereka dinilai Dwi sangat baik. "Guru-guru dan wali asuh punya tugas yang lumayan berkontribusi banyak," tegasnya.

Ia juga mengisahkan, berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu selama menempuh pendidikan di SRMA 19 telah jadi tekadnya. Itu semua dilakoni demi mewujudkan cita-citanya menjadi guru, sehingga rela memendam kerinduan.

Halaman:

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB