Mantan Napiter di Banyumas Ajak Rekannya Setia Kepada NKRI

Photo Author
- Senin, 19 Desember 2022 | 14:31 WIB
Kholis dan Sisik mantan Napiter Banyumas.(Foto: Driyanto)
Kholis dan Sisik mantan Napiter Banyumas.(Foto: Driyanto)

BANYUMAS - Mantan narapidana kasus terorisme (napiter),  di Banyumas mengajak teman temanya yang masih terjerumus dalam terorisme untuk kembali, dan setia kepada NKRI serta  meminta mempelajari agama Islam pada ahlinya.

 

Permintaan itu disampaikan Kholis dan Sidik,  mantan napiter di Banyumas, Senin (19/12/2022) seusai acara Silaturahmi Kebangsaan antara Forkompimda Banyumas dan Mantan Napiter/Mitra Deradikalisasi yang digelar Komando Distrik Militer 0701/Banyumas di Gedung DPRD Kabupaten Banyumas.

 

"Bagi teman-teman yang belum terjerumus ataupun yang sudah terjerumus, kalau memang ingin mengkaji Islam, belajarlah pada ustadz-ustadz yang memang ahli di bidangnya," pesan Kholis.

 

Ia juga meminta bagi yang sudah terlibat mari bergabung membangun NKRI.  " Bagaimanapun NKRI adalah rumah besar kita," kata Kholis yang  asli Desa Cibereum, Kecamatan Sumbang, Banyumas.

 

Sebelumnya Kholis ditangkap di Poso kemudian menjalani hukuman pidana penjara selama 4 tahun 3 bulan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kupang.

 

Kholis, juga mengakui jika hingga saat ini di luaran masih banyak orang-orang berhaluan keras yang berkeliaran.

 

"Makanya kayak saya sendiri bertemu dengan kalian, ya mohon maaf kalau bisa diblur ya. Itu memang ngeri-ngeri sedap istilahnya seperti itu," jelasnya.

 

Menurut dia, hal itu disebabkan para mantan napiter yang telah ikrar setia kepada NKRI pun menjadi target, tidak hanya orang-orang yang duduk di pemerintahan.

 

Bahkan,  para mantan napiter yang sudah setia NKRI  divonis sebagai kafir murtad oleh pelaku-pelaku terorisme yang masih aktif.

 

Mereka itu kalau sudah menjustifikasi seseorang sebagai kafir murtad, halal nyawanya untuk dibunuh, tidak ada dosa bagi mereka.

 

Kholis juga berpesan kepada wartawan dalam membuat berita karena jika beritanya dinilai tidak adil oleh kelompok teroris, tidak menutup kemungkinan wartawan juga menjadi sasaran mereka.

 

Sidik mantan Napiter lainya mengaku bersyukur karena ditangkap aparat keamanan dan menjalani hukuman, sehingga tidak kebablasan atau makin terjerumus.

 

Menurutnya selama menjalani hukuman penjara 3 tahun 4 bulan terus mendapat pembinaan.

 

"Selama menjalani hukuman saya beberapa kali dipindah mulai dari Mako Brimob, Lapas Gunung Sindur Bogor, hingga akhirnya di Lapas Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap," Kat Sidik.

 

Ia, menceritakan sebenarnya  ia tidak terlibat secara langsung dalam jaringan teroris. Namun turut ditangkap bersama salah seorang rekannya yang singgah di rumahnya, Desa Pasir Lor, Kecamatan Karanglewas, Banyumas.

 

Sedang temannya itu terlibat dalam kasus terorisme dan latihan perang di Filipina. "Saya ditangkap karena dianggap mengetahui tapi tidak melaporkan. Karena mau menampung, berarti pemikirannya sama," jelasnya.

 

Meski begitu ia mengaku bersyukur karena berkat adanya pembinaan dan pendampingan dari pihak-pihak terkait, sehingga bisa diterima oleh masyarakat setelah bebas dari hukuman.

 

Ketua DPRD Kabupaten Banyumas dr Budhi Setiawan, mengharapkan para mantan napiter yang telah kembali ke pangkuan NKRI dan sudah sadar dengan apa yang mereka lakukan selama ini bisa menjadi contoh bagi teman-temannya yang masih terlibat dalam jaringan terorisme.

 

Budhi Setiawan menganggap para mantan napiter ini adalah orang-orang yang sudah sadar, sudah setia kepada NKRI.(Dri)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

4 Orang tewas, Truk Tangki Seruduk Minibus di Cilacap

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:41 WIB
X