Santri SMK Al-Fatah Ciptakan Elwasi, Detektor Longsor Digital

Photo Author
- Minggu, 23 Oktober 2022 | 14:11 WIB
Santri SMK Al-Fatah memperagakan pemasangan unit alat deteksi dini tanah longsor digital 'Elwasi'. (Foto: Muchtar M)
Santri SMK Al-Fatah memperagakan pemasangan unit alat deteksi dini tanah longsor digital 'Elwasi'. (Foto: Muchtar M)

Krjogja.com - BANJARNEGARA, - Alat deteksi dini tanah longsor manual yang awalnya diciptakan oleh tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, berhasil dimodifikasi menjadi alat deteksi versi digital dengan sensor ultrasonik oleh sekelompok santri di SMK Al-Fatah Parakancanggah Banjarnegara.


Sukses itu mereka raih menjelang Hari Santri Nasional 22 Oktober 2022. Alat tersebut diberi nama Elwasi, akronim dari Eling, Waspada dan Siaga yang merupakan bagian dari early warning system (EWS). "Inovasi digitalisasi Elwasi merupakan persembahan santri untuk bangsa, utamanya masyarakat Banjarnegara yang sebagian besar wilayahnya rawan longsor," kata salah satu santri, Singgih Hamdani Maruf, salah satu santri pondok pesantren Al-Fatah.


Menurut Singgih, SMK Al Fatah merupakan sekolah berbasis pesantren yang sangat konsen terhadap peningkatan teknologi. "Maka kami berkolaborasi dengan inventor Elwasi, untuk mendigitalisasi data dari alat yang masih manual agar terhubung dengan internet," ujarnya pula.


Dikatakan, sebelumnya Elwasi menggunakan sistem manual. Detektor tanah longsor ini memiliki keterbatasan bunyi sirine yang ditimbulkan ketika terjadi pergerakan tanah dan hanya warga sekitar lokasi yang dapat mendengar bunyi sirine. Padahal, dampak longsor dapat mencapai ratusan meter dari tempat Elwasi terpasang.


"Dengan menggunakan sistem kerja sensor ultrasonik, alat tersebut akan mengirimkan tanda-tanda pergerakan tanah melalui telepon seluler dan website. Jadi, begitu ada pergerakan tanah, para warga sekitar tahu, bahkan warga luar pun termasuk pihak-pihak lain bisa ikut memantau pergerakan tanah," kata Singgih.





Terpasang di 34 Titik


Inventor Elwasi, Andry Sulistyo, yang juga menjabat Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, menilai penyempurnaan alat deteksi dini tanah longsor tersebut dari manual ke sistem digital, merupakan langkah bagus. "Para santri di sini sangat luar biasa. Mereka bisa membuat masyarakat tahu di mana sedang terjadi pergerakan tanah dengan sistem yang mereka ciptakan," katanya.

Hingga kini, alat deteksi dini tanah longsor Elwasi telah dipasang di 34 titik di sejumlah daerah, antara lain Malang di Jawa Timur, Wonosobo, Kebumen, dan Boyolali di Jawa Tengah, dan Jawa Barat yaitu Sumedang dan Sukabumi. Alat tersebut diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana dan meminimalisir korban. (Mad)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

4 Orang tewas, Truk Tangki Seruduk Minibus di Cilacap

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:41 WIB
X