BANJARNEGARA,KRJOGJA.com - Meski gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menetapkan Kabupaten Banjarnegara merupakan satu dari 25 kabupaten/kota zona merah Covid-19 atau memiliki risiko tinggi penularan virus corona, namun bupati Banjarnegara Budhi Sarwono bersikukuh tidak merah.
"Saya tegaskan, bahwa sampai dengan hari ini Selasa tanggal 29 Juni 2021 Banjarnegara masih zona hijau-kuning," kata Budhi Sarwono dalam jumpa pers di ruang kerjanya. Ia didampingi Sekda Indarto, kepala Dinas Kesehatan dr Latifa Hesty Purwaningtyas, kepala BPBD Aris Sudaryanto dan kepala Dinas Kominfo Riono Rahadi Prasetyo.
Menurut Budhi Sarwono, dari 266 desa dan 12 kelurahan di Banjarnegara, hanya ada satu desa yang saat ini masuk zona oranye. Itu pun sebenarnya hanya satu RT. Namun, wilayah tersebut saat ini terus dipantau oleh pemerintah kabupaten. "Kalau keseluruhan yakni 278 desa dan kelurahan di Banjarnegara hijau-kuning kecuali satu desa itu," ujarnya.
Budhi Sarwoni lantas menyebut, saat ini jumlah pasien COVID-19 yang tengah dirawat di 4 rumah sakit di Banjarnegara 168 orang. Sedangkan isolasi mandiri 728 dan karantina di Puskesmas 12 orang. "Dimasukkan Banjarnegara sebagai zona merah sangat meresahkan masyarakat karena tak sesuai fakta," katanya pula.
Jumlah akumulatif sejak bulan Maret 2020 sampai Juni 2021, kasus COVID-19 di Banjarnegara ada 4.719 orang. Dari jumlah tersebut 3.552 orang dinyatakan sembuh. Sementara yang meninggal dunia dari bulan Maret 2020 sampai sekarang ada 251 orang. Dalam perawatan 916 orang, terdiri dari rawat inap di 4 rumah sakit 162 orang, isoman 738 orang dan karantina di Puskesmas Sigaluh 16 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, dr Latifa Hesti Purwaningtyas juga menjelaskan perihal perbedaan status zona di Banjarnegara. Perbedaan ini karena Pemkab Banjarnegara mengacu pada PPKM Mikro, dimana apabila dalam 1 RT tidak ada kasus berarti hijau, kalau ada kasus antara 1-2 itu kuning, kasusnya 3-5 itu oranye dan lebih dari 5 orang itu merah.
Sedangkan dari pemerintah provinsi ada 14 kriteria. Di antaranya, kasus aktif, kasus sembuh, BOR rumah sakit, BOR ICU serta kriteria lainnya. "Bisa juga terjadi karena data di web site belum di-update, sehingga angkanya masih merupakan data lama," katanya. (Mad)
Bupati Budhi Sarwono dan kepala Dinas Kesehatan dr Latifa Hesty Purwaningtyas saat memberi keterangan pers. (Foto: Muchtar M)