BANYUMAS, KRJOGJA.com - Organisasi kemasyarakatan (ormas) pendiri partai Golkar, yakni Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) Kabupaten Banyumas mendorong ada regenerasi kepemimpinan di tubuh Partai Golkar untuk kepengurusan lima tahun ke depan.
Dorongan regenarasi kepengurusan kepemimpinan Partai Golkar, muncul menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Banyumas yang akan digelar dalam waktu dekat. Musda DPD Partai Golkar itu untuk memilih ketua dan kepengurusan baru serta meminta pertanggungjawabkan kepengurusan sebelumnya, sudah mulai ramai untuk memilih calon pimpinan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (Depimcab) Soksi Kabupaten Banyumas, Deseri Wijaya Tambunan, Minggu (12/7/2020) mengatakan, seluruh pengurus Depicab Soksi dan Depiancab Soksi serta lembaga Soksi telah bersepakat untuk mengawal dan mendorong adanya perubahan kepengurusan saat Musda dalam waktu dekat ini.
Menurutnya hasil kesepakatan itu diputuskan tanggal 8 Juli lalu." Dalam Musda Partai Golkar Banyumas harus ada perubahan dan kepengurusan baru, karena sejak tahun 2014 sampai sekarang, saat pilkada calon yang diusung selalu kalah. Saat pemilu legislatif , kursi yang dihasilkan di DPRD kalah dengan partai lain. Ini sebagai bentuk kegagalan kepemimpinan yang sekarang," kata Tambunan.
Dijelaskan dalam kepemimpnan kedepan regenerasi kepemimpinan perlu dilakukan, untuk menjaga keutuhan kader Golkar baik di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan se-Banyumas. Diungkapkan dari pengalaman dua kali kepemimpinan kepengurusan Golkar saat ini yang tidak bisa membawa Golkar menang dalam momen-
momen politik di tingkat lokal, harus dijadikan evaluasi untuk memberikan kesempatan kepada kader-kader potensial yang lain memimpin ke depan.
Kemudian Soksi juga menolak segala tindakan dan kegiatan yang tidak sesuai AD/ART partai, termasuk di dalamnya meminta surat pernyataan dukungan kepada ketua-ketua impinan kecamatan (PK) dengan memanfaatkan jabatan dan kegiatan politik uang mengatasnamakan partai sesuai aturan dari DPP.
Tambunan, mensinyalir ada upaya-upaya untuk mempertahankan jabatan dengan cara tidak sesuai AD/ART partai. Menurutnya prestasi, dedikasi,loyalitas dan tidak tercela (PDLT) adalah kunci kepemimpinan Partai Golkar. "Pilkada yang kalah, dan kursi di DPRD yang berkurang adalah bukti kegagalan kepepemimpinan sekarang," ungkapnya.(Dri)