Mengajak Setia Kepada NKRI, Yayasan Persadani Aktif Dampingi Napiter dan Keluarga

Photo Author
- Selasa, 19 Desember 2023 | 19:42 WIB
Pengurus Yayasan Persadani saat mengunjungi Lapas yang dihuni napiter. (Istimewa)
Pengurus Yayasan Persadani saat mengunjungi Lapas yang dihuni napiter. (Istimewa)

Krjogja.com - PURWOKERTO - Sebagai bentuk rasa tanggungjawab kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) yang mendampingi napi terorisme (Napiter) berkeliling ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang ada napiter.

"Yayasan Persadani mendampingi para napiter, supaya pada saat keluar dari Lapas, agar mereka tidak ke komunitas lama, melainkan ke komunitas baru yang setia kepada NKRI, " kata Ketua Yayasan Persadani Sri Puji Mulyo Siswanto, saat dihubungi di Purwokerto, Jawa Tengah (19/12/2023).

Sebelumnya, ia bersama sejumlah anggota yayasan mendampingi keluarga DS dari Semarang dan LS dari Temanggung besuk ke Lapas Purwokerto.

Baca Juga: Leika Garudita Youtuber Cilik Jogja Punya Subscriber 6,82 Juta, Sempat Jualan Kopi Gerobak di Tugu

“Kami datang mendampingi keluarga membesuk napiter yang ada di Lapas Purwokerto, Senin (18/12/2023). Ini merupakan kewajiban kami untuk melakukan pendampingan. Jadi dimulai pada saat di dalam Lapas dan nanti kalau keluar langsung masuk komunitas,” ungkapnya.

Menurutnya para napiter biasanya akan merasa kebingungan selepas menjalani hukuman. Begitu ia menceritakan pengalamanya.

"Itu yang saya alami dulu setelah keluar dari Lapas. Karena itulah, sejak Maret 2020, kami mendirikan Yayasan Persadani. Tujuannya adalah mendampingi para napiter dan keluarganya serta melakukan deradikalisasi sehingga bisa kembali bermasyarakat,” kata Puji yang sempat dipenjara dua kali karena kasus terorisme.

Baca Juga: Kementerian ESDM Tetapkan 13 Situs Warisan Geologi di Klaten

Ia menceritakan kasus pertamanya adalah pada saat menyembunyikan Noordin M Top dan Dr Azahari di Semarang setelah pemboman Kedubes Australia dan merancang Bom Bali II.

Kemudian dirinya tertangkap menjalani hukuman dan keluar dari Pulau Nusakambangan pda 2009. Tetapi kemudian pada 2010 tertangkap kembali karena terkait dengan kasus terorisme Abu Tholut di Aceh.

Dari pengalaman itulah yang menjadikan Puji merasa bahwa perlu ada pendampingan terhadap para napiter, dan permasalahan yang ia alami.

Baca Juga: BRI Peduli Serahkan Bantuan Rumput Sintetis untuk Shuttle Ban Lapangan Rindam IV/Diponegoro

"Maka kemudian kami mendirikan Persadani yang saat sekarang jumlah anggotanya 43 eks napiter. Mereka adalah para mantan napiter dengan berbagai kasus beragam. Ada yang spesialis pembuat bom dan senjata, menyembunyikan dan lainnya. Jadi mulai tahun 2020, kami melakukan kerja-kerja deradikalisasi,” jelasnya.

Dalam pendampingan Napiter yayasan melaksanakan pendampingan napiter dan keluarganya sampai nanti bebas. Pendampingan yang dilakukan seperti persoalan kebutuhan napiter yang bisa dijangkau.

"Kita memberikan kontribusi. Jika nantinya ada masalah yang tidak bisa diselesaikan Yayasan Persadani, maka kita menggandeng pihak lain. Misalnya saja kepolisian, BNPT, Kesbangpol. Bahkan juga dengan Baznas jika memang membutuhkan modal,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

4 Orang tewas, Truk Tangki Seruduk Minibus di Cilacap

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:41 WIB
X