Krjogja.com - PURBALINGGA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memasang alat sensor pemantauan gempa bumi (seismograph). Berdasar kajian teknis, lokasi pemasangan di wilayah desa Cendana, Kecamatan Kutasari.
Alat Seismograph sensor itu digunakan untuk mengukur kekuatan, rentang waktu, arah, dan jarak terjadinya gempa bumi. Selain untuk riset gempa bumi, Seismograph juga digunakan untuk tujuan eksplorasi minyak bumi, menyelidiki kerak bumi, memantau aktivitas gunung berapi dan fungsi lainnya.
“Lokasinya dengan kondisi batuan keras (hard rock) kebetulan berada di bagian lahan milik pemkab Purbalingga seluas 231.300 meterpersegi. Untuk lahan yang akan dipakai hanya sekitar 10 x 10 meter,” tutur Kepala BPBD Purbalingga, Prayitno, saat melakukan survei di lokasi titik lokasi pemasangan alat seismograf. bersama tim BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Rabu siang (18/9/2024).
Selain menggunakan peralatan modern, pemilihan titik lokasi juga harus memenuhi sejumlah persyaratan. Yakni merupakan daerah terbuka yang bebas dari halangan, lokasi sekitar lingkungan pengamatan tidak berubah dalam kurun waktu relatif lama, jarak dari jalan utama lebih kurang 100 meter, adanya akses listrik dan internet dan jarak dengan pemukiman / bangunan di sekitarnya sekitar 30 meter.
Pemasangan alat seismograph dilatari kejadian gempa bumi dan tsunami beruntun yang melanda beberapa wilayah di Indonesia. Untuk menjaga keselamatan masyarakat terhadap bahaya gempa bumi dan tsunami serta sebagai upaya mitigasi terhadap bencana tersebut, Pemerintah Pusat melalui Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus berupaya meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi gempa bumi. Termasuk dengan memasang sensor pemantauan gempa bumi (seismograpph.
Hingga tahun 2023 telah dipasang alat seismograph di 438 lokasi di seluruh wilayah Indonesia. Purbalingga menjadi salah satu dari 48 titik se Indonesia yang akan dipasang melalui program <I>Indonesia Disaster Resilience Initiatives Programme<P> (IDRIP).
"Selain Purbalingga, tiga alat serupa juga dipasang di Semarang dan Sragen," ujar Prayitno.
Pembangunan shelter dan pemasangan alat akan dimulai pada akhir September 2024 ini. Izin lokasi juga telah dikeluarkan oleh Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Purbalingga pada Juni 2023.
“Sosialisasi kepada warga akan dilaksanakan pekan depan, dan secara teknis BPBD Bersama BMKG sudah berkoordinasi dengan pihak Pemdes Cendana,”ujar Prayitno. (Rus)